Berita Bekasi Nomor Satu

Operasional Damri Disetop Sementara

LENGANG: Terminal Damri, Kayuringin, Bekasi Selatan, Selasa (31/3) nampak lengang. Operasional angkutan menuju bandara Seokarno-Hatta itu disetop sementara mulai 31 Maret 2020 akibat wabah Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

LENGANG: Terminal Damri, Kayuringin, Bekasi Selatan, Selasa (31/3) nampak lengang. Operasional angkutan menuju bandara Seokarno-Hatta itu disetop sementara mulai 31 Maret 2020 akibat wabah Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Operasional bus Damri dari Terminal Kayuringin, Bekasi Selatan menuju Bandara Soekarno-Hatta, resmi disetop sementara ditengah mewabahnya virus Corona (Covid-19).

Pantauan Radar Bekasi, di lokasi Terminal Kayuringin nampak sepi. Tidak ditemukan satupun bus Damri dilokasi terminal. Hanya terlihat beberapa angkutan umum terparkir.

Diketahui, beberapa waktu lalu Pemerintah Kota Bekasi meminta pengurangan operasional bus di dua terminal di wilayah Kota Bekasi, juga pengurangan jumlah kereta commuter line dari stasiun Bekasi.

“Damri kita, sudah tidak beroperasi mulai hari ini (kemarin), kemudian kita batasi adalah pergerakan orang. Jadi kalau orang mau melakukan perjalanan, terpaksa mereka menggunakan kendaraan pribadi sehingga mereka tidak berinterkasi dengan orang lain itu si konsepnya,” jelas Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.

Kepada PT KAI, pihaknya meminta pengurangan 50 persen kereta commuter line. Sementara Dirjen Perhubungan Darat dijelaskan sudah menerapkan pengurangan operasional bus, sehingga otomatis juga terjadi di Kota Bekasi.

Saat ini, yang dianggap perlu untuk segera dilakukan adalah penertiban keberadaan orang tak berkepentingan di area Terminal Induk Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi belum melakukan pendataan terhadap warga yang mulai pulang ke kampung halaman masing-masing.

“Yang perlu kita lakukan juga adalah menertibkan para pengurus calo yang ada di terminal, jadi mereka seharusnya sudah tidak ada lagi yang kemudian beroperasi atau nongkrong di terminal, itu yang masih saya lihat sekarang,” lanjut Tri.

Di waktu yang lain, salah satu pengemudi bus antar kota, Eman (53) menyebut penurunan penumpang yang terjadi dalam kondisi saat ini mencapai 50 persen. Di hari biasa, 20 penumpang yang bisa didapatkan di terminal, saat ini hanya lima sampai sepuluh penumpang saja. Begitupun armada bus yang beroperasi dikurangi.

“Diperpanjang, biasanya 30 menit (waktu ngetem) sekarang 40 sampai 45 menit, armadanya juga dikurangi sampai 30 persen,” tukasnya.

Dalam kondisi normal, tiap trayek bisa memberangkatkan 30 bus, namun saat ini hanya 20 bus saja. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin