Berita Bekasi Nomor Satu

Kemenag Belum Izinkan Pembelajaran Tatap Muka di Ponpes

Ponpes
SANTRI: Sejumlah santri dari salah satu Ponpes di Kabupaten Bekasi.Istimewa
Ponpes
SANTRI: Sejumlah santri dari salah satu Ponpes di Kabupaten Bekasi.Istimewa

Radarbekasi.id – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bekasi belum mengizinkan pembelajaran tatap muka di Pondok Pesantren (Ponpes) pada masa pandemi Covid-19 guna mencegah penyebaran virus.

“Selama pandemi Ponpes menyesuaikan, masih belum bisa pembelajaran tatap muka,” ujar Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bekasi Sobirin, melalui sambungan selulernya kepada Radar Bekasi, Rabu (1/7).

Sobirin menyampaikan, Ponpes di Kabupaten Bekasi jumlahnya mencapai ratusan. Menurutnya, Ponpes yang masih melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya karena santri yang berasal dari luar daerah tak bisa pulang karena tempat tinggalnya berada di zona merah.

“Sebelum Covid-19, itu ada pondok yang memulangkan semua santri. Ada juga yang bertahan karena di wilayah atau daerahnya zona merah. Mungkin saja itu terjadi karena masih ada santri yang tidak pulang,” tuturnya.

“Ponpres yang terpaksa masih ada harus mengacu ke protokol kesehatan Covid-19,” sambungnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Alquran Tamrinu Shibyan Bekasi, KH Mahmudin mengatakan, Ponpes yang dipimpinnya sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Ponpes di Kampung Baru Desa Sukaasih, Kecamatan Sukatani ini hanya membolehkan santri pulang saat perayaan Lebaran.

“Saya sudah memulai pelajaran pesantren. Dan memang tidak ada libur. Kecuali libur biasa tanpa ada PSBB juga, seperti pada saat Idul Fitri. Selain itu tidak diliburkan,” tuturnya.

Menurutnya, santri yang ada berjumlah 60 orang. Sejauh ini, pihaknya menerapkan protokol kesehatan seperti menyiapkan penyanitasi tangan dan mewajibkan santri memakai masker.

Hanya saja, ujar dia, untuk pembatasan fisik tak bisa dijalankan secara maksimal.
“Kalau jaga jarak itu kondisional, karena memang madrasah dan masjidnya kecil, kalau lagi kumpul semua tidak mungkin muat. Misalkan harus jaga jarak. Jadi semampu kita mengikuti protokol kesehatan itu,” ucapnya.

Mantan calon wakil bupati Bekasi 2017 ini menjelaskan, pembelajaran secara tatap muka di Ponpes dilakukan agar para santri tetap belajar atau mengaji.

“Soalnya kalau diliburkan mereka (santri) akan semakin liar. Bukan berarti kita tidak taat kepada pemerintah,” pungkasnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin