Berita Bekasi Nomor Satu

Perpanjang PSBB Proporsional

ILUSTRASI: Dengan menjaga jarak, pesepeda melintas di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, belum lama ini. Pemerintah Kota Bekasi kembali mengajukan perpanjangan PSBB proporsional upaya menekan penyebaran Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, kembali meminta perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional. Tak tanggung-tanggung Kota Bekasi mengajukan selama satu bulan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Diketahui, terhitung pada Kamis (2/7) hari ini, masa PSBB proporsional atau PSBB tahap kelima Kota Bekasi yang diberlakukan sejak 5 Juni berakhir.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pengajuan perpanjangan PSBB oleh pihaknya ini dilakukan setelah adanya komunikasi dengan semua kepala daerah di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi,) bersama Gubernur Jawa Barat.

Namun kali ini PSBB proporsional menekankan kepada adaptasi tatanan hidup baru masyarakat produktif aman Covid-19.

“Iya, tadi (kemarin) habis lakukan komunikasi semua kepala daerah Bodebek dengan Gubernur. Kita perpanjang PSBB disini, tapi namanya berbeda, yakni PSBB proporsional atau adaptasi tatanan hidup baru masyarakat produktif aman Covid-19,” kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga, Rabu (1/7).

Ia menyebut, perpanjangan PSBB ini diminta olehnya selama satu bulan, dan ini jauh lebih lama dibandingkan PSBB transisi DKI Jakarta yang hanya 14 hari atau sampai tanggal 15 Juli 2020. “Jika ikuti DKI 14 hari, tapi saya tadi sih sudah sampaikan maunya satu bulan,” ujarnya.

Lebih jauh, diakui Pepen, sebetulnya PSBB sudah bisa selesai. Namun melihat wilayah Bodebek masih ada siklus episentrum dengan daerah di DKI Jakarta, maka perlu melakukan perpanjangan. Dia menyampaikan, untuk penerapan PSBB ini pihaknya sudah lakukan sejumlah persiapan. Antara lain, tetap menyiapkan alat tes corona seperti rapid test dan tes swab PCR.

“Nah secara proporsional, antisipasi apa saja yang dilakukan, tentunya pemenuhan sarana prasarana kesehatan. Seperti kit PCR, rapid , masker, terus fasilitas-fasilitas rumah sakit lainnya kita persiapkan,” ucapnya.

Rahmat menambahkan, untuk saat ini stok kit rapid test yang dimiliki Kota Bekasi ada sekitar 4.000, dan PCR sebanyak 2.000. “Kita kan jalan terus nih, enggak berhenti-berhenti, setiap hari ada (penanganan). Misalnya, hari ini kita ketemukan, lima enam hari dia negatif, pulang, dirawat, dipantau puskesmas,” jelas dia.

Berkaitan kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi yang masih fluktuatif atau naik-turun, kasus diperkirakan berada diangka 10-20 kasus. Sementara untuk tahapan penyembuhannya dinilai sudah lebih baik, yang biasanya dirawat mulai 14 hingga 25 hari sekarang hanya 6 sampai 12 hari saja.

“Saya sudah menyampaikan juga kan, agar masyarakat Kota Bekasi tidak perlu khawatir. Lagi pula, saat ini penularan juga sudah dibawah satu, kasus kita fluktuatif. Nanti ada lagi naik, terus turun. Tapi tidak lebih dari 15 atau 20, turun ke 10 naik turun terus aja gitu,” tandasnya. (mhf)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin