Berita Bekasi Nomor Satu

Penyederhanaan Kurikulum Masuki Tahap Finalisasi

DARING
MANFAATKAN INTERNET GRATIS: Siswa mengerjakan tugas didampingi ibunya saat mengikuti PJJ secara daring di Aula Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, Selasa (28/7). Tugas dikerjakan di tempat itu karena menyediakan jaringan internet gratis. Raiza Septianto Radar Bekasi
DARING
MANFAATKAN INTERNET GRATIS: Siswa mengerjakan tugas didampingi ibunya saat mengikuti PJJ secara daring di Aula Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, Selasa (28/7). Tugas dikerjakan di tempat itu karena menyediakan jaringan internet gratis. Raiza Septianto Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Tahun Ajaran 2020/2021 telah berlangsung sejak 13 Juli lalu. Namun, adaptasi kurikulum pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 masih belum dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi Mawardi menjelaskan, belum ada perubahan kurikulum. Pada tahun ajaran baru 2020/2021, satuan pendidikan masih menggunakan kurikulum 2013 (K-13).

“Belum ada perubahan kurikulum. Tahun ajaran baru ini masih menerapkan K13, hanya saja ada penyesuaian belajar selama masa pandemi ini,” ujar Mawardi.
Mawardi berpesan guru jangan memaksakan ketercapaian kurikulum dengan memberikan banyak tugas selama KBM jarak jauh secara daring. Sehingga hal itu dapat membebani siswa.

“Sekarang ini kan tidak perlu ketercapaian kurikulum K13, jadi tidak usah memberikan banyak tugas kepada siswa. Jangan membuat siswa stres dan akhirnya merasa terbebani untuk mengikuti proses pembelajaran secara online,” jelasnya.
Sementara, Kepala SDN Jatikramat I Kota Bekasi Sanusi menyampaikan, pihaknya selalu memberikan motivasi kepada guru agar dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan.

“Saat ini sekolah memotivasi guru-guru untuk inovatif dan kreatif memberikan pelajaran kepada siswa dengan menyenangkan tidak membebankan,” ungkapnya.

Menurutnya, pembelajaran selama pandemi 4 hari dilakukan secara daring. Sedangkan dua hari para siswa diminta mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.
“Jadi pembelajaran ini kita sudah sesuaikan tanpa membebani siswa dengan tugas-tugas yang menumpuk, siswa bisa tetap nyaman untuk melakukan proses pembelajaran secara daring,” tukasnya.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim, pun memberikan penjelasan bahwa kurikulum adaptif tersebut memasuki tahap finalisasi. Artinya, tidak lama lagi akan ada kurikulum darurat.

“Penyederhanaan itu masih dalam proses penyelesaian,” ujarnya dalam webinar Bincang Pendidikan Tentang Evaluasi Implementasi SKB Empat Menteri, Selasa (28/7).

Akan tetapi, seperti yang pernah diberitahukan sebelumnya, pihaknya juga memberikan fleksibilitas kepada para guru untuk tidak menuntaskan kurikulum seperti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung normal.

“Guide line yang kita berikan umum saja, misalnya kita beri fleksibilitas, tidak harus butir KD (kurikulum dasar) diselesaikan,” ujarnya.

Apalagi, kata Ainun, kondisi KBM di masing-masing sekolah berbeda. Maka dari itu, butuh penyesuaian, salah satunya dengan memberikan keleluasaan bagi guru dalam pengajaran.

“Keadaan masing-masing sekolah, apalagi daerah juga berbeda, kita lebih baik memberikan semacam finishing belajar yang luas, termasuk belajar untuk taat menjaga kesehatan, kemudian juga pengembangan (pembelajaran),” urai dia. (dew/jpg)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin