Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

BPBD Bentuk 30 Desa Tangguh Bencana

Illustrasi Petugas BPBD

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi membentuk 30 Desa Tangguh Bencana sebagai langkah awal penanganan dini bencana alam di wilayah setempat. Pembentukan ini diprioritaskan untuk kecamatan rawan banjir di Kabupaten Bekasi.

Tim Desa Tangguh Bencana berasal dari berbagai unsur masyarakat di setiap desa. Mereka akan mendapatkan pelatihan dan akan menjadi garda terdepan penanganan dini bencana.

Kepala BPDB Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya menyatakn, pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan upaya penanggulangan banjir di wilayah setempat. Hal ini sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bekasi 2017-2022.

“Kita harus membuat 30 desa tangguh bencana. Kita baru melaksanakan 12. Nah kita akan (membuat desa) tangguh, desa harus siap. Tiap desa ada 20 orang tim inti yang kita latih, minimal mereka yang jadi motor baik memberi informasi dan sosialisasi,” ujarnya pada Radar Bekasi beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, pembentukan desa tangguh bencana juga berkaca pada peristiwa banjir awal 2020 lalu.

Berdasarkan hasil evaluasi pihaknya, banjir di Kabupaten Bekasi disebabkan dua faktor. Pertama, karena meluapnya air sungai, dan kedua karena lemahnya fungsi drainase.

Diketahui, hasil pendataan BPBD, Kabupaten Bekasi dilintasi 16 aliran sungai maupun anak sungai. Aliran sungai sendiri, berada di tengah pemukiman padat.

Maka tak heran, kata dia, jika intensitas hujan di luar wilayah kabupaten Bekasi akan berimbas pada meluapnya air di tiap saluran. “Kalau curah hujan di kita (Kabupaten Bekasi) tinggi sih nggak masalah ya. Tapi tahu sendiri kan, kiriman (dari hulu). Di wilayah Bandung, khususnya wilayah yang dilewati sama Citarum,” bebernya.

Sementara itu, masalah banjir dari drainase, lanjut Adeng, masih berkaitan dengan luapan air. Umumnya, banjir yang disebabkan drainase terjadi karena curah hujan yang merata di Kabupaten Bekasi.

“Hujan deras di itu di perumahan, kita juga ingatkan ke temen-temen soal perijinan, tolong lah AMDAL-nya agar semua drainase bisa diantisipasi banjirnya. Artinya ada konsekuensi, itu ada di dinas perijinan dan penegak perda. Itu kita harus bersinergi, ya pasti kesadaran masyarakat juga, ya masyarakat juga tolong, selokan jangan ditutup,” imbuhnya.

“Kondisi sekarang ya, cukup menghambat membuat desa yang benar tangguh menghadapi bencana. Tentunya, bahwa berkaca dari banjir kemarin, kita banyak data. Untuk tim desa tangguh sendiri, kita prioritaskan untuk 12 sampai 13 kecamatan, dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi,” tukasnya.

Sekadar informasi, satu tim desa Tangguh terdiri dari sebanyak 20 orang. Setiap tim dilengkapi tim evakuasi, tim logistik dan ada tim pengungsian. Akhir 2019, BPBD Kabupaten Bekasi membentuk empat desa tangguh bencana.

Keempat desa tersebut yakni Desa Pasirtanjung di Kecamatan Cikarang Pusat, Desa Sukadaya di Kecamatan Sukawangi serta Desa Pantai Harapan Jaya dan Desa Pantai Sederhana di Kecamatan Muaragembong.

“Kami telah sosialisasi (pencegahan banjir) ke sekolah-sekolah, dan sudah ada empat desa tangguh bencana. Kami juga telah berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk mengatasi dan meminimalisir bencana akibat meluapnya air sungai,” tandas Adeng.(dan/adv)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin