Berita Bekasi Nomor Satu

Pasien Isolasi Mandiri Kelaparan

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Salah seorang pasien Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) berinisial E (49), terpaksa tetap keluar rumah untuk mencari makan. Padahal, warga Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan itu seharusnya menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Kondisi ini membuat resah warga sekitar. Salah seorang relawan kemanusiaan ,Tejo mengaku warga tersebut terkonfirmasi Covid-19 sejak 4 September lalu. Oleh pihak rumah sakit, warga tersebut diminta menjalani isolasi mandiri. Dia bersama tokoh warga setempat juga sudah mendatangi kediaman warga tersebut.

”Warga ini juga bersedia jika harus dijemput untuk menjalani perawatan Isolasi dengan di rumah sakit darurat yang disipakan oleh Pemkot Bekasi,” katanya kepada Radar Bekasi, Selasa (15/9).

Dia menambahkan, selama ini untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, pasien E terpaksa harus keluar rumah, lantaran tidak ada pihak yang membantu untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi ini menurutnya akan membahayakan warga lainnya. “Isolasi mandiri, tapi dia bingung, dia harus bagaimana, dia kan orang awam. Sementara kalau dia butuh makan ya dia makan cari keluar,” katanya.

Hingga kemarin, belum ada kepastian kapan pasien OTG tersebut akan di jemput untuk di isolasi. Sementara pasien disebut menunjukkan sikap pro aktif saat diminta untuk berkonsultasi dengan pihak Puskesmas setempat. Kecenderungan warga terkonfirmasi Covid-19 ini akan dijauhi oleh lingkungan sekitar, sehingga pasien kebingungan untuk memenuhi kebutuhan dan menentukan langkah yang harus diambil.

Tidak hanya pasien, tetangga di sekitar yang disebut membuka usaha juga terdampak. Melalui rekaman video berdurasi 0:59 detik yang diterima oleh Radar Bekasi, pengurus RT setempat meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk tanggap dan serius merespon dugaan pasien terkonfirmasi Covid-19. “Dia (pasien terkonfirmasi) mau isolasi mandiri, dia mau dibantu gitu di stadion, di rumah sakit, dia tinggal sama anaknya,” tukasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, rumah sakit darurat di Stadion Patriot Candrabhaga untuk pasien isolasi mandiri OTG dan penyakit bawaan dapat difungsikan hari ini. Perlengkapan alat mulai dari Hepa Filter, oksigen, hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD) disebut telah tersedia. Rumah sakit darurat juga dipergunakan untuk kasus yang ditemukan di rumah sakit swasta namun tidak bergejala, sehingga harus melakukan isolasi mandiri.

“Hanya khawatir saja bagi pasien isolasi yang kita lakukan di rumah (masing-masing) ini belajar dari pengalaman yang satu keluarga itu (di kawasan Kelurahan Jakamulya) karena di rumahnya kecil, terus penderita covidnya ada beberapa (anggota keluarga), tidak representatif, maka kita pindahkan kesini,” ungkapnya.

Saat ini terdapat 57 dari 100 tempat tidur yang ditargetkan siap untuk digunakan. Pasien tanpa gejala yang dikeluhkan berkeliaran di lingkungan warga menjadi salah satu pembahasan dalam rapat di lingkungan posko Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bekasi kemarin, termasuk ia menekankan tidak boleh lagi terjadi kasus di kawasan Kelurahan Jakamulya. “Bisa kita kirim ke sini yang tidak ada komorbit (penyakit bawaan)nya, kalau ada penyakit bawaannya ya pasti di rumah sakit yang lengkap,” tukasnya.

Kapasitas pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hingga kemarin tercatat 90 tempat tidur sudah terisi, 60 diantaranya warga ber-KTP Kota Bekasi. Selama fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Kota Bekasi masih memungkinkan untuk menampung pasien, ia membuka akses perawatan bagi pasein luar Kota Bekasi.

Sementara informasi yang dihimpun di 42 rumah sakit Swasta di Kota Bekasi, dari total 550 tempat tidur yang disediakan, 426 diantaranya sudah terisi. Sedangkan untuk tempat tidur yang disediakan di ruang Intensive Care Unit (ICU) sebanyak 51 tempat tidur, 48 diantaranya sudah terisi.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Supriadinata mengatakan, hingga saat ini fasilitas penunjang di Kabupaten Bekasi masih memadai.

Data yang berhasil dihimpun, sebanyak 394 tempat tidur ICU masih mencukupi. Sementara untuk total penampungan dari 47 rumah sakit sebanyak 9497 bed. Sedangkan di ruang Isolasi sebanyak 394 bed sudah tersedia. 64 diantaranya, sudah memiliki ventilator.

“Kondisinya, dilihat dari situ RS pemerintah dan swasta sudah cukup. Tidak ada masalah sebenarnya. Yang jadi masalah di lapangan yakni protokoler kesehatan. Kalau lemah, pasti akan ada penambahan lagi,” tegasnya.

Di lain tempat, Ketua IDI Cabang Kabupaten Bekasi Mulyana Syarip Panja menambahkan, pelayanan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit ataupun di ruang isolasi masih bisa tertampung. Meskipun, dirinya tidak menampikan, bahwa penambahan kasus akan beresiko besar pada pelayanan.

“Sejauh ini memang seperti itu. Dan memang (sempat ada pembludakan di tempat isolasi), tapi detailnya sudah tertangani. Kita khawatirnya, pada penerapan protokoler kesehatan saja sekarang. Karena, itu yang nanti akan menjadi penentu,” tukasnya. (sur/dan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin