Berita Bekasi Nomor Satu

Wuhan yang Mencekam, Kini sudah Ceria

Wuhan kini telah pulih setelah setahun lalu mencekam lantaran dikunci akibat wabah Covid-19. Warga Wuhan berkumpul merayakan pergantian tahun 2020 ke 2021 (AFP).
Wuhan kini telah pulih setelah setahun lalu mencekam lantaran dikunci akibat wabah Covid-19. Warga Wuhan berkumpul merayakan pergantian tahun 2020 ke 2021 (AFP).

RADARBEKASI.ID, WUHAN-Tahun 2020 tidak akan pernah dilupakan dalam sejarah kesehatan umat manusia seluruh dunia. Munculnya kasus Covid-19 kali pertama di Wuhan, Tiongkok, dituduhkan berawal dari pasar basah hingga menyebar ke seluruh dunia.

Ketika itu Wuhan di-lockdown dan warganya tak boleh beraktivitas. Namun, setelah setahun kemunculan wabah, Wuhan makin ceria. Perayaan malam tahun baru 2021 di Wuhan begitu gemerlap.

Berawal dari kecurigaan seorang dokter di Wuhan, Tiongkok, bernama Li Wenliang. Dokter asal Tiongkok itu sejak awal mengeluarkan peringatan pertama tentang wabah virus Korona pada Desember 2019. Namun siapa sangka, peringatannya itu justru berubah menjadi bencana setelah 1 tahun berlalu. Dunia kini dilanda pandemi Covid-19 dan belum tahu kapan bakal berakhir.

Dokter Li adalah seorang dokter spesialis mata. Dia memposting kisahnya di Weibo dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah mengirimkan peringatan awalnya seperti dilansir dari BBC.

Dia telah memperhatikan 7 kasus pasien yang terkena virus Korona jenis baru yang dia pikir tampak seperti SARS. Dia sudah meramalkan sejak awal virus tersebut akan menjadi wabah. Hanya saja, empat hari kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum dan disuruh menandatangani surat.

Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengganggu tatanan sosial. Dokter Li meninggal dunia karena terpapar virus mematikan itu saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Dia adalah satu dari delapan orang yang berurusan dengan polisi karena dianggap menyebarkan desas-desus. Pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Dokter Li.

Tak lama, dia pun jatuh sakit. Dalam pos Weibo-nya dia menjelaskan bagaimana pada 10 Januari dia mulai batuk, hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit. Dia didiagnosis dengan virus korona pada 30 Januari.

Kecepatan penyebaran virus korona hanya sebanding dengan kecepatan wawasan ilmiah. Hampir segera setelah SARS-CoV-2 ditemukan, kelompok penelitian di seluruh dunia mulai menyelidiki virusnya. Sementara yang lain mengembangkan tes diagnostik atau menyelidiki langkah-langkah kesehatan untuk mengendalikannya. Para ilmuwan juga berlomba untuk menemukan pengobatan dan membuat vaksin yang dapat mengendalikan pandemi.

Pada Januari 2020, kurang dari sebulan setelah laporan pertama kali muncul bahwa penyakit pernapasan misterius menyerang orang-orang di kota Wuhan di Tiongkok, para peneliti negara itu telah mengidentifikasi penyebabnya. Yaitu virus Korona jenis baru, yang segera diberi nama SARS-CoV-2.

Pada 11 Januari, tim Tiongkok-Australia telah memposting urutan genetik virus secara online. Segera setelah itu, para ilmuwan membuat penemuan kunci lain, namun mengkhawatirkan. Virus dapat menular antarmanusia.

Pada Februari 2020, para peneliti telah mengetahui bahwa virus menempel pada reseptor yang disebut ACE22, protein yang ditemukan pada permukaan sel di banyak organ, termasuk paru-paru dan usus. Banyaknya target mungkin membantu menjelaskan luasnya gejala COVID-19 yang menghancurkan, mulai dari pneumonia hingga diare dan stroke.

Virus ini menangkap ACE2 setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari SARS-CoV, virus korona terkait yang menyebabkan wabah penyakit pernapasan yang mematikan pada tahun 2003. Para ilmuwan berpikir ini sebagian dapat menjelaskan penularan SARS-CoV-2.

Wuhan Saat Ini

Di Wuhan tempat virus pertama kali muncul pada akhir 2019 sebelum menyebar secara dahsyat ke seluruh dunia, ratusan orang berkumpul di landmark di sekitar kota untuk menyambut tahun baru 2021.

Orang berkerumun dalam acara musik live di kota pusat Covid-19 itu. Banyak yang tanpa memakai masker. Mereka bersuka ria menari dan berjarak hanya beberapa inci dari satu sama lain.

Sementara itu, bagi sebagian besar penduduk di dunia, justru harus merayakan tahun baru di rumah tanpa menyaksikan pesta kembang api.

Di Wuhan, kaum muda terlihat berdesakan di kelab malam. Beberapa mengatakan mereka tetap berhati-hati, tetapi tidak terlalu khawatir. “Keamanan adalah prioritas, kami masih tetap bisa keluar rumah,” tutur warga Wuhan Wang Xuemei, 23, seorang guru, seperti dilansir Evening Standard.

Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan Wuhan, tempat wabah virus Korona pertama kali dilaporkan untuk merayakan awal 2021. Sebagian besar dunia saat ini hidup di bawah langkah-langkah ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Akan tetapi pemandangan berbeda di beberapa kota di Tiongkok, terutama Wuhan, orang-orang dapat menikmati malam pergantian tahun seperti biasa.

Wuhan tersebut belum melaporkan kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal sejak 10 Mei 2020, setelah mencabut salah satu penguncian paling ketat di dunia pada tujuh bulan lalu. Dan dalam pemandangan yang bertolak belakang, penduduk Wuhan bisa berpesta merayakan Tahun Baru pada Kamis malam, 31 Desember 2020. (jpc)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin