Berita Bekasi Nomor Satu

Banyak Dosen Belum Bersertifikasi

DOSEN
ILUSTRASI: Dosen Universitas Bina Insani saat melaksanakan pengabdian masyarakat. Sejumlah dosen di wilayah Bekasi belum mengantongi sertifikasi.
DOSEN
ILUSTRASI: Dosen Universitas Bina Insani saat melaksanakan pengabdian masyarakat. Sejumlah dosen di wilayah Bekasi belum mengantongi sertifikasi.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah dosen di wilayah Bekasi belum mengantongi sertifikasi. Penyebabnya, lantaran terdapat tahapan sertifikasi yang cukup sulit.

Dipangkasanya tahapan sertifikasi dosen (serdos) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dari lima tahap menjadi tiga tahap diyakini memudahkan para dosen memperoleh sertifikasi .

“Sepertinya (jumlah dosen yang sertifikasi,Red) akan meningkat, karena untuk tahun ini tahapan seleksinya dipangkas,” ujar Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Majelis Pengurus Daerah (MPD) Bekasi Raya Wawan Hermawansyah kepada Radar Bekasi, Rabu (14/4).

Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 Tahun 2009 Pasal 2 Tentang Dosen dan UU No. 14 Tahun 2005 terkait Guru dan Dosen menyebutkan, dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan data ADI MPD Bekasi Raya, terdapat 1.300 dosen yang mengajar di berbagai perguruan tinggi. Dari jumlah itu, sekitar 60 persen yang sudah mengantongi sertifikasi.

“Baru sekitar 40 persen dosen yang mengantongi sertifikasi. Artinya masih banyak dosen tetap yang belum mengantongi sertifikasi dosen ini,” jelasnya.

Menurut Wawan, pada tahun lalu banyak dosen yang mengikuti sertifikasi namun gagal. Kegagalan dialami rata-rata pada tahap tes TOEFL dan Tes Potensi Akademik (TPA).

“Tahun sebelumnya proses sertifikasi dosen masih dilakukan 5 tahap dan rata-rata teman dosen itu gagal di tes TOEFL dan TPA. Salah satunya saya gagal 3 kali untuk proses serdos ini,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatatakan, kedua tes itu menjadi patokan untuk bisa lulus serdos. Padahal, tidak semua dosen memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang maksimal.

“Adanya tes TOEFL dan TPA ini jadi patokan banget, sedangkan tidak banyak dosen yang mengerti betul bahasa Inggris. Mereka hanya memahami. Apalagi tes TOEF ini kan tes listening ya dan tes TPA sendiri itu ada waktunya. Jadi tingkat kegagalannya ya karena itu,” ucapnya.

Mulai tahun ini, serdos hanya dilalui tiga tahap. Yakni, penyusunan portofolio lalu penetapan calon sebagai DES. Tahap kedua penilaian persepsional dan pengajuan eksternal, serta tahap terakhir penilaian oleh tim assessor, penentuan kelulusan dan pemberian sertifikat.

Wawan menyakini, dipangkasnya tahapan akan memudahkan dosen untuk melakukan sertifikasi. “Melalui tiga tahap sertifikasi ini, saya yakin teman-teman dosen dapat lulus serdos dengan baik,” tuturnya. Sertifikasi dosen dilakukan dua kali selama setahun. ADI MPD Bekasi Raya akan mendata dosen yang akan mengikuti sertifikasi. (dew)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin