Berita Bekasi Nomor Satu

Bentrokan Dipicu Utang Piutang

BONGKAR: Pekerja mengoperasikan alat berat merobohkan bangunan Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, Minggu (6/6). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
BONGKAR: Pekerja mengoperasikan alat berat merobohkan bangunan Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, Minggu (6/6). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dua organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kota Bekasi terlibat bentrok di depan Polres Metro Bekasi Kota, Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Rabu (9/6) dini hari.

Dua ormas yang bentrok itu adalah Pemuda Batak Bersatu (PBB) dan Gerakan Muslim Penyelamat Aqidah (Gempa). Bentrok dipicu akibat persoalan utang piutang.

Sebelum cekcok di depan Kantor Mapolres Metro Bekasi Kota, cekcok antara kedua Ormas ini lebih dulu terjadi di kawasan Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (8/6) malam.

Akibat cekcok yang terjadi, di depan Markas Polres Metro Bekasi Kota Rabu (9/6), tiga orang anggota Ormas PBB mengalami luka-luka. Petugas kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa berjumlah ratusan orang tersebut. Video kericuhan sempat viral di media sosial.

Wakapolres Metro Bekasi Kota, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan atas kejadian itu, pihaknya mengamankan 26 anggota Ormas Gempa lantaran kedapatan membawa senjata tajam. Pada kerumunan massa Rabu dini hari tersebut, anggota Ormas PBB sempat terprovokasi dan meminta ketua Ormas Gempa.

Polisi meminta kuasa hukum PBB untuk mempercayakan kasus penganiayaan yang terjadi sebelumnya pada pihak kepolisian. Petugas telah mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya kayu dan senjata tajam.

“Saya sampaikan kepada kuasa hukum PBB, percayakan kepada polisi karena kita sudah amankan 26 yang dari Gempa untuk kita lakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Alfian menjelaskan bahwa cekcok berawal dari utang piutang salah satu warga berinisial I kepada salah satu koperasi. Berdasarkan pengakuan I, ia mengalami kesulitan untuk melunasi hutangnya sehingga meminta bantuan Ormas Gempa.

“Bu I pinjam Rp3,5 juta, masih dipotong Rp300 ribu. Pengembaliannya diangsur, dia bayar Rp700 ribu dicicil tiga kali,” paparnya.

Cekcok pertama kali terjadi di Jalan Narogong, setelah cekcok pertama kedua kelompok kemudian mendatangi Polres Metro Bekasi Kota.

“Ternyata disitu (depan Mapolres Metro Bekasi Kota) sudah terjadi massa besar, terjadilah kecekcokan, salah paham itu terjadi,” tukasnya. (sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin