Berita Bekasi Nomor Satu

Beradaptasi dengan Perkembangan Teknologi dan Kurikulum

SOSIALISASI: Sejumlah guru SDN Jatiasih X Kota Bekasi mengikuti sosialisasi program Sekolah Penggerak. ISTIMEWA
SOSIALISASI: Sejumlah guru SDN Jatiasih X Kota Bekasi mengikuti sosialisasi program Sekolah Penggerak. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Satuan pendidikan di Kota Bekasi yang terpilih menjadi Sekolah Penggerak mesti melakukan transformasi. Dengan demikian, nanti dapat menggerakkan sekolah-sekolah lain ke hal yang lebih baik.

Program Sekolah Penggerak merupakan upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Program ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Kepala SDN Jatiasih X Kota Bekasi Sadih mengatakan, terpilihnya SDN Jatiasih X Kota Bekasi menjadi Sekolah Penggerak membuat satuan pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kurikulum.

“Program Sekolah Penggerak ini adalah program baru, dimana sekolah terpilih harus banyak belajar dan mencari tahu. Hal ini tentu menjadi adaptasi baru bagi sekolah kami, baik dari segi perkembangan teknologi maupun kurikulumnya,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (27/10).

Dalam program ini, kurikulum sekolah sudah tersusun dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang disetujui oleh kepala dinas pendidikan, kementerian dan komite. Kurikulum ini diterapkan pada siswa kelas 1 dan 4.

Dalam program yang akan berjalan selama empat tahun tersebut, satuan pendidikan menemui sejumlah kendala. Antara lain semangat para tenaga pendidik yang naik turun. “Ini menjadi tantangan terbesar sekali untuk sekolah. Karena memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan program baru,” katanya.

Kepala SDN Jatikramat I Kota Bekasi Muhamad Sanus mengungkapkan, program Sekolah Penggerak sudah memasuki tahap pengembangan. KOSP pun sudah dijalankan.

“KOSP kami sudah disetujui dan ditandatangani oleh kadisdik dan komite, selanjutnya kita harus menjalankan KOSP dan diterapkan kepada siswa di sekolah,” katanya.

Dalam program ini, satuan pendidikan harus menyiapkan perangkat ajar. Antara lain, Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar (MA).

“Perangkat ajarnya itu harus dipersiapkan juga, kalo untuk CP itu sudah dari pusat, lalu untuk ATP semacam silabus dan MA itu sama dengan RPP,” tuturnya.

Adaptasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam program Sekolah Penggerak adalah membuat sebuah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (5P). Untuk tingkat SD dapat memilih dua tema besar.

“Kebetulan kami sedang melakukan adaptasi untuk membuat sebuah proyek berdasarkan tema yang ada. Di sini kami dapat memilih dua tema dari tujuh tema yang ada,” katanya.

Tujuh tema yang ada yakni gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhineka tunggal Ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, rekayasa dan teknologi untuk membangun NKRI dan kewirausahaan.

“Kami sedang proses memilih tema besarnya, proses pengerjaannya dilihat dari tema besar tadi,” pungkasnya. (dew)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin