RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana menambah polder air sebagai upaya penanggulangan banjir. Sayangnya, rencana tersebut belum terealisasi karena terkendala anggaran.
Pasalnya satu polder air bisa menelan anggaran hingga puluhan miliar. Pemkot Bekasi harus terlebih dahulu melakukan pembebasan lahan yang cukup luas.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan, rencana pembuatan polder air memang sudah dicanangkan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi utamanya di daerah rawan banjir.
“Sudah kita rencanakan sejak tahun lalu. Dan untuk tahun 2022 kita sudah mengusulkan pembebasan lahan sekitar empat titik. Itu baru lahan saja,” kata Arief ketika dikonfirmasi Radar Bekasi Minggu (31/10).
Untuk pembebasan lahan, lanjut dia, pembayaran bertahap dan baru Rp5 miliar. Sejauh ini kata dia sudah ada 37 polder air dibangun Pemerintah Kota Bekasi.
Sebanyak 37 polder air tersebut berada di 11 Kecamatan. Untuk Kecamatan yang belum memiliki polder air hanya Pondokgede.
“Kita juga berharap adanya bantuan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian PUPR. Agar dalam rencana pembangunan polder air di Kota Bekasi bisa dianggarkan,” ucapnya.
Selain berharap kepada Pemprov Jabar dan Kementerian PUPR, Arief juga berharap DPRD Kota Bekasi bisa merealisasikan aspirasi warga dalam pembuatan polder air.
Karena dalam mekanisme pengesahan anggaran DPRD memiliki hak Prerogatif. Karena dalam Perda APBD berdasarkan persetujuan Wali Kota dan DPRD.
“Kita siap jika dipanggil DPRD membuat perencanannya. Pada intinya kita akan perbanyak polder di Kota Bekasi untuk pencegahan banjir. Sementara ini yang kita ajukan baru empat titik pembebasan lahannya,” tukasnya.
Sementara Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menegaskan sejak tiga tahun lalu Pemkot sudah membuat polder di beberapa titik. Polder tersebut dibangun di beberapa wilayah Kecamatan di Kota Bekasi. Namun dua tahun terakhir tidak ada penambahan polder air karena terkendala anggaran.
“Untuk sekarang dua tahun ini kita jalan ditempat. Tidak mungkin dua tahun ini kita membuat polder karena tidak ada anggarannya,” katanya.
Menurutnya, wilayah Kota Bekasi hanya 29 meter di atas permukaan laut, kepadatannya 16.500 sehingga kata dia curah hujan dan air jatuh mencari penampungan.
Maka dari itu banjir sering melanda perumahan yang di bangun tahun 80 an. Pasalnya kata dia perumahan yang baru kondisi atau kontur tanahnya lebih tinggi sehingga air mencari dataran yang rendah.
“Contohnya di Kabupaten Bojonegoro mereka di sana membuat 1.000 embung. Kita banyak polder yang sudah selesai. Seperti Pengasinan, IKIP. Tapi tetap saja kena lagi saat hujan datang,” terangnya.
Karena kata dia pembuatan polder air cukup memakan anggaran besar. Tanahnya pun mahal tidak seperti di Bojonegoro yang ratusan ribu dan di Kota Bekasi harga tanah mencapai jutaan.
“Tapi kita pembelian lahannya sedang bertahap. Di Duta Indah, Jalan I Gusti Ngurah Rai kita tetapkan tapi belum dibayar. Kita akan lakukan bertahap ya penambahan polder air di Kota Bekasi,” tukasnya. (pay)