Berita Bekasi Nomor Satu

Tanggul Jebol, Banjir Capai 1,5 Meter

TANGGUL SEMENTARA: Pekerja menyelesaikan perbaikan tanggul yang jebol di Perumahan Bumi Nasio Jatiasih Kota Bekasi, Selasa (2/11). Jebolnya tanggul tersebut akibat derasnya volume air di aliran Kali Cakung, Senin (1/11). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI. 

RADARBEKASI.ID, JATIASIH- Curah hujan tinggi hingga hampir 2 jam mengguyur sejumlah wilayah Kota Bekasi awal pekan kemarin. Kondisi itu membuat sejumlah perumahan terendam banjir. Tercatat banjir terjadi di enam wilayah kecamatan.

Salah satu perumahan yang terendam banjir adalah Perumahan Bumi Nasio Indah, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Banjir di wilayah permukiman warga diperparah jebolnya tanggul.

Puncak ketinggian banjir di area perumahan terjadi sore hingga malam hari, sesaat setelah air menerobos tanggul dengan tinggi sekira 2,5 meter dari permukaan tanah. Pagi hari kemarin, air masih menggenang di beberapa titik lingkungan perumahan, dengan ketinggian 40 sampai 60 cm. Pompa air masih dioperasikan untuk menguras air dari dalam lingkungan perumahan.

Salah satu warga, Syaiful menduga ada kiriman air dari hulu Aliran Kali Cakung, ditambah dengan penyempitan badan kali tidak jauh dari lokasi tanggul yang jebol. Ketinggian air Senin malam di sekitar rumahnya mencapai 1,5 meter, masuk ke dalam rumah 30 sampai 40 cm.

“(Rumah) naik dari jalan satu meter, itu masih kira-kira 30 sampai 40 cm di dalam rumah. Disini paling rendah (ketinggian air 1,5 meter),” katanya, Selasa (2/11).

Ia mengaku sudah lama merasakan banjir di wilayahnya, bahkan sudah terbiasa dengan situasi banjir yang terjadi pada musim penghujan. Di rumahnya sudah tidak ada lagi perabotan rumah tangga mudah rusak jika terendam air. Syaiful dan tiga orang anggota keluarganya juga memilih untuk bertahan di lantai dua rumah saat banjir melanda Senin malam kemarin.

Warga lainnya, Yani menceritakan informasi jebolnya tanggul diterima pukul 18.00, warga perumahan mulai was-was saat air di aliran Kali Cakung berubah coklat, tidak lama tanggul jebol.

Informasi yang ia terima 30 persen warga perumahan mengungsi ke wilayah lebih aman, lainnya berlindung di lantai dua rumah.

“Yang mengungsi itu biasanya yang punya bayi, anak kecil, dan rumahnya tidak tingkat, paling 30 persen lah,” paparnya.

Ada dua RW di perumahan ini, total ada 500 rumah. Tanggul ini lanjut Yani baru sebulan lalu diperbaiki oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Januari 2020 lalu, tanggul perumahan tidak jebol, wilayah perumahan tergenang saat ketinggian air melebihi tanggul. “Ya perbaikan, nah sisanya penguatan. Nah ini terangkat akhirnya kedorong (jebol),” tambahnya.

Banjir dipastikan terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi sekira pukul 12.00 hingga pukul 14.00. Tanggul jebol menjadi penyebab banjir masih menggenang hingga Selasa siang. Ketinggian air terpantau 120 cm pada pukul 00.00.

Sebagian warga mengungsi ke rumah sanak saudara terdekat dari lokasi. “Makanya tingginya (banjir) itu akibat jebolnya tanggul,” ungkapnya.

Selasa sore, tanggul sementara dibangun oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) guna mengantisipasi debit air di aliran Kali Cakung kembali meningkat. Penanganan tanggul sementara menggunakan karung berisi pasir.

Saat ini DBMSDA tengah menyusuri tanggul di sepanjang aliran kali yang ada di Kota Bekasi. Penyusuran dilakukan guna mengidentifikasi tanggul rawan jebol menyusul adanya prediksi cuaca ekstrim oleh BMKG selama sepekan.

“Sudah ada penanganan dari balai BBWSCC dan tim pematusan dari BMSDA menggunakan sandbag,” terang Sekertaris DBMSDA Kota Bekasi, Zaenal Abidin. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin