Berita Bekasi Nomor Satu

Tiga Kecamatan Dilanda Banjir Rob

BENAHI BARANG: Warga membenahi barang-barang miliknya saat banjir rob melanda Kampung Sembilangan, di Desa Samudrajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, CIKARANG PUSAT – Sebanyak tiga kecamatan di Kabupaten Bekasi, terendam banjir rob. Dari data yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, tiga kecamatan tersebut, yakni Babelan, Tarumajaya, dan Muaragembong.

Untuk di wilayah Kecamatan Tarumajaya, yang terendam banjir, yaitu Kampung Sembilangan, RT 01/09, dan 02/09, Desa Samudra Jaya. Kemudian Kecamatan Babelan, Kampung Sembilangan, RT 06/03, dan 05/03, Desa Hurip Jaya. Sementara untuk Kecamatan Muaragembong, ada tujuh kampung, yakni  Kampung Beting, Gobah, Muara Mati, Muara Pecah, Blukbuk, Gobah, dan Muara Bendera, Desa Pantai Bahagia.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mengatakan, kondisi banjir rob di Kampung Sembilangan, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, sudah mulai surut. Sementara untuk di Muara Gembong, Kampung Muara Pecah, Desa Pantai Bahagia, ketinggian banjir rob masih 20 cm.

Menurut Henri, banjir rob yang melanda wilayah tersebut, sebenarnya sudah biasa, terlebih sekarang ini, ada fenomena Lanina, dimana akan terjadi kenaikan muka air. Biasanya kata Henri, banjir rob ini diperparah ketika ada air dari permukaan sungai naik.

“Sebenarnya, kalau banjir rob itu biasa, karena setiap tahun mengalaminya, tapi yang kami khawatirkan air dari permukaan sungai naik,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Selasa (9/11).

Disampaikan Henri, walaupun dilanda banjir rob, ia memastikan warga di wilayah tersebut, tidak mau mengungsi. Sebelumnya, sudah pernah dibuat posko pengungsian, tapi tidak ada yang mengisi, mereka lebih memilih ke rumah saudara maupun kerabatnya.

“Kalau kami siapkan tempat pengungsian, nggak pernah mereka isi, dari pengalaman yang sudah-sudah,” ucapnya.

Sedangkan untuk bantuan, dirinya mengaku, memang belum diberikan, walaupun sudah ada laporan. Kenapa belum diberikan, karena banjir tahun ini cukup masif, dari awal tahun. Akibatnya, bantuan sudah habis di awal tahun, kendalanya menunggu anggaran perubahaan.

“Kami sudah rapatkan, dan ada solusi dari Pak Sekda, dengan mencoba melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), untuk memberikan bantuan kepada warga,” terang Henri.

Sebagai langkah antisipasi banjir rob, dirinya menyarankan, agar warga yang tinggal di sekitar pesisir laut, bisa pindah ke daratan yang lebih tinggi.

Namun demikian, Henri tidak bisa berbuat banyak, karena itu diluar kewenangan BPBD.

“Salah satu caranya, harus direlokasi, tapi itu kembali lagi ke perencanaan daerah, kalau BPBD hanya sebatas evakuasi,” tandasnya. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin