Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Diajarkan Mengolah Limbah Masker

LIMBAH MASKER : Sejumlah ibu-ibu rumah tangga, menggunting masker bekas untuk dijadikan sebagai pot bunga, di Desa Ciledug, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Kamis (11/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, SETU – Penggunaan masker yang terus meningkat selama masa pandemi Covid-19, berdampak terhadap menumpuknya sampah medis di sejumlah wilayah.

Salah satu perusahaan supplier masker Comet, mengajak warga Yatim Seribu Pulau (YSP) di Rumah Ceria, Desa Desa Ciledug, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, untuk mengolah sampah masker dan sampah plastik, menjadi pot bunga dan kerajinan tangan lainnya.

Selain anak-anak yatim dan dhuafa, serta ibu rumah tangga, kegiatan ini juga akan diikuti komunitas pecinta motor adventure Ontohood, komunitas sosial infaq beras Bekasi (Paskas) dan para klien Comet.

“Semuanya akan diajarkan bagaimana cara mengolah sampah dari limbah masker dan plastik dengan benar. Selain itu juga, menjadikan sampah yang tak berharga menjadi bernilai ekonomis,” kata Direktur PT Alifindo Mitra Bersama, Irma Yulita Sari, di Rumah Ceria, Kamis (11/11).

Ia menjelaskan, timnya mengadakan acara di Rumah Ceria, sebagai bentuk kepedulian perusahaannya terhadap sosial dan lingkungan. Apalagi, bertepatan dengan Hari Pahlawan di bulan November 2021 ini, perusahaannya ingin generasi muda, terutama anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi, tetap optimistis berjuang untuk masa depan yang lebih baik.

“Rumah Ceria selaras dengan kami, karena mereka diajarkan bagaimana cara belajar berbisnis. Visi, misi dan tujuan kami mengadakan ini, untuk terus berkontribusi positif bagi masyarakat, sesuai dengan motto kami, commit to care,” bebernya.

Di Rumah Ceria ini, anak-anak dan para orang tua, diajak membuat berbagai kreasi dari sampah masker hingga sampah plastik. Sampah masker, diolah menjadi gelas, pot bunga hingga tatakan gelas yang dibuat dengan campuran semen dan plastik. Sementara sampah plastik, dibuat berbagai macam karya seni, seperti tas, topi, dompet yang bernilai ekonomis.

Sementara Founder Kertabumi, Ikbal Alexander menjelaskan, selama pandemi, pihaknya fokus mengedukasi limbah masker dan medis. Masker yang bahan mayoritasnya plastik, juga bisa diolah dengan campuran bahan seperti semen dan plastik bekas kemasan, untuk menjadi barang-barang seperti jam dinding, gelas, hiasan rumah hingga alat-alat dapur.

“Tapi poinnya, kami hanya mengolah masker yang diketahui bekas siapa pemakainya, karena harus ada unsur hati-hati. Di Kertabumi, kami punya bank sampah dengan sekitar dua ribu orang, jadi lebih mudah untuk mengumpulkan sampah masker dan sampah lainnya,” ujar Ikbal.

Sedangkan Direktur Dongeng Ceria, Sahuri Nur Rochmat, menyambut baik kegiatan tersebut. Ia mengakui, pengolahan sampah menjadi pekerjaan rumah besar di Rumah Ceria. Pasalnya, walaupun sudah diajarkan memilah sampah, tapi belum tentu semua paham. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin