Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Setiap 1.000 Lansia, Dua Meninggal

ILLUSTRASI VAKSINASI LANSIA: Petugas medis menyuntikan vaksin Sinovac kepada lansia di Rumah Sakit Siloam Bekasi Sepanjang Jaya, Senin (15/3). Pemerintah Kota Bekasi menargetkan 5.200 vaksinasi untuk lansia sebagai upaya pencegahan wabah Covid-19. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Pemerintah masih focus memberikan vaksin Covid-19 kepada kelompok resiko kematian tinggi, yaitu warga lanjut usia (Lansia) diatas 60 tahun. Di Kota Bekasi, setiap 1000 lansia yang dinyatakan positif Covid-19, dua diantaranya meninggal dunia. Sementara itu, kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus menurun.  Sedangkan Pemerintah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali hingga 29 November mendatang.

 

Dalam tiga pekan terakhir jumlah kasus per pekan dilaporkan konsisten menurun, dimulai pada akhir bulan Oktober temuan kasus sepekan di angka 38, sepekan setelahnya temuan kasus selama tujuh hari sebanyak 35, terakhir pada 14 November temuan kasus sepekan sebanyak 29 kasus.

 

Kota Bekasi telah menyuntikkan dosis vaksin pertama kepada 75 ribu lebih Lansia atau 48,43 persen, sementara dosis dua sudah disuntikkan kepada 65 ribu lebih Lansia atau 41,63 persen. Sementara Lansia ber KTP Kota Bekasi secara keseluruhan yang telah menerima dosis satu lebih dari 100 ribu jiwa atau 67,72 persen, sementara yang telah menerima dosis lengkap lebih dari 90 ribu jiwa atau 58,12 persen.

 

Angka kematian berdasarkan umur atau Age Specific Death Rate (ASDR) paling besar pada warga berusia 60 tahun ke atas, yakni 2,3, dengan total angka kematian 442 kasus. Artinya, pada tiap 1000 penduduk usia 60 tahun lebih, dua orang meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19.

 

Angka ini jauh dibandingkan dengan usia anak, catatan Kematian usia dibawah lima tahun hanya dua catatan kematian. Sementara untuk usia 6 sampai 18 tahun, hanya ada satu catatan Kematian terkonfirmasi positif Covid-19.

 

Awalnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyambut baik vaksinasi kepada kelompok anak usia 6 sampai 11 tahun. Namun, sampai dengan saat ini belum bisa untuk dilakukan, sejauh ini Pemkot Bekasi mengaku sudah menyiapkan data dan strategi vaksinasi.”Untuk vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun saat ini belum bisa dilakukan, karena belum ada regulasi dari Kemenkes,” ungkap Walikota Bekasi, Rahmat Effendi.

 

Berdasarkan hasil evaluasi beberapa pekan ini Rahmat menyebut wilayahnya tidak termasuk dalam deretan kota atau kabupaten yang tengah dimonitor secara ketat, dilaporkan tidak ada peningkatan jumlah kasus di Kota Bekasi.

 

Sepekan terakhir, rata-rata tiga kasus baru ditemukan setiap hari. Berdasarkan data-data yang disampaikan, Rahmat menilai wilayahnya pada Perpanjangan PPKM ini sedianya turun ke level satu.

“Seharusnya level satu, kota Bekasi sampai dengan saat ini tidak terjadi peningkatan kasus,” tambahnya.

 

Data hasil evaluasi terakhir, kasus aktif tercatat sembilan kasus, atau 0,01 persen dari total kasus sejak Maret 2020 lalu. Hampir seluruhnya lingkungan RT di Kota Bekasi berstatus zona hijau, yakni sebanyak 7.127 RT atau 99,89 persen, delapan lingkungan RT lainnya berstatus zona kuning.

 

Sementara Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah saat ini masih memfokuskan vaksinasi kepada masyarakat Lanjut Usia (Lansia), tingkat vaksinasi Lansia secara nasional dilaporkan masih berada di angka 40 persen. Vaksinasi anak 6 sampai 11 tahun belum dilakukan, hal ini dipilih dengan alasan vaksinasi dilakukan berbasis risiko.

 

Angka kematian atau Fatality Rate Lansia disebut paling tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain, yakni 12 persen. Sementara fatality rate anak-anak hanya 0,5 persen.”Jadi karena orang tua itu resiko fatalnya masih puluhan kali di atas anak-anak, kita memprioritaskan vaksinasi ke Lansia dulu yang sekarang baru mencapai 40 persenan,” ungkap Menkes, Senin (15/11).

 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan, masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan sikap hati-hati menyusul peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir. Hal itu terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.

 

Menurut dia, di wilayah Jawa-Bali, terdapat 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu dan 34 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.

 

”Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi periode Idul Fitri pada Mei–Juni 2021,” jelas Menko Luhut Pandjaitan.

 

Dia mengungkapkan, terdapat penambahan lima kabupaten/kota yang masuk dalam level 1 dan sebanyak 10 kabupaten/kota yang masuk dalam level 2 dalam penanganan Covid-19. Dengan demikian, jumlah keseluruhan menjadi 26 kabupaten/kota yang masuk level 1 dan 61 kabupaten/kota yang masuk level 2.

 

”Dalam asesmen yang akan berlaku dalam dua minggu ke depan, terdapat penambahan kabupaten/kota yang masuk level 2 sebanyak 10 kabupaten/kota dan level 1 sebanyak lima kabupaten/kota,” ujar Menko Luhut.

 

Dengan demikian, jumlah keseluruhan kabupaten/kota yang masuk level 1 menjadi 26 kabupaten/kota, level 2 menjadi 61 kabupaten/kota, dan level 3 menjadi 41 kabupaten/kota.”Terkait detail keputusan ini akan kembali dituangkan dalam Inmendagri,” terang Menko Luhut Pandjaitan.

 

Luhut juga meminta agar seluruh masyarakat tetap berhati-hati mengingat masih terdapat 47 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi untuk lansia masih di bawah 50 persen dan 75 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan vaksinasi dosis keduanya masih di bawah 50 persen.

 

”Masih ada 16 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis 1 yang masih di bawah 50 persen,” ujar Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu.(mif/Sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin