Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Tiga Pekan Kasus Covid Anak Naik

SIMULASI-TATAP-MUKA
ILUSTRASI: Guru mengajar siswa kelas VI saat simulasi pembelajaran tatap muka di SDN Karangraharja Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Selasa (15/12). P2G meminta kepala daerah bersikap tegas menunda pelaksanaan PTM. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 pada anak sekolah mesti ditingkatkan. Pasalnya, selama tiga pekan terakhir di Kota Bekasi mengalami kenaikan kasus Covid-19 pada anak. Semetara itu,  Pemkot Bekasi melalui Dinas Pendidikan Koita Bekasi melakukan tes acak kepada ribuan siswa dan ratusan tenaga pengajar agar pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) tidak mengancam keselamatan warga sekolah.

 

Di awal pekan, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan dari hasil observasi ditemukan kenaikan kasus Covid-19 pada 126 Kabupaten dan Kota di Indonesia. Sebagian besar penyebab kenaikan kasus tersebut karena adanya kasus aktif di sekolah dan kegiatan takziah.

 

Di Kota Bekasi, temuan kasus anak usia sekolah muncul pada akhir bulan September lalu, PTMT di sekolah dihentikan dan dilakukan tracing. Hasil penelusuran, kakak beradik yang dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19 ini terpapar dari orang tuanya di rumah, ia juga didapati sudah tidak masuk sekolah atau melaksanakan pembelajaran online sebelum hasil tes keluar.

 

Selama lima pekan pada bulan Oktober dan November ini, kasus usia anak dilaporkan menunjukkan tren naik selama tiga pekan. Meskipun secara keseluruhan, temuan kasus tetap di dominasi oleh masyarakat usia 20 sampai 49 tahun.

 

Sisanya, pada tanggal 7 November kasus anak dilaporkan menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara akhir pekan kemarin, 20 November tercatat temuan kasus anak menunjukkan grafik naik turun atau fluktuatif.

 

Temuan kasus Covid-19 pada anak usia sekolah, terutama yang tengah melakukan PTMT mencuat. Situasi di Kota Bekasi sejak awal pandemi, tercatat ada 12.930 kasus anak usia sekolah yang terpapar, dengan tingkat Incident Rate (IR) 2,2 atau dua anak usia sekolah terkonfirmasi di setiap 100 ribu anak di Kota Bekasi.

 

Dari belasan ribu kasus terkonfirmasi tersebut, Age Specific Death Rate (ASDR) atau angka kematian berdasarkan usia 6 sampai 19 tahun 0,0. Total saat ini ada 923 sekolah yang melaksanakan PTMT di Kota Bekasi, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi kewenangan Disdik Kota Bekasi. Pelaksanaan PTM diklaim masih aman meskipun ada beberapa catatan peningkatan kasus anak dua bulan terakhir.

 

“Kita terus lakukan evaluasi, dan saat ini kita juga sudah lakukan testing dan tracing, Alhamdulillah sudah 2 kali, berjalan lancar dan tidak ada yang terpapar,” terang Kepala Disdik Kota Bekasi, Inayatullah, Minggu (21/11).

 

Inay memastikan ratusan sekolah yang menggelar PTMT telah memenuhi syarat yang ditentukan secara teknis kesiapan sekolah. Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan (Prokes) terutama ditekankan pada saat siswa berada di luar sekolah, ia mengingatkan peran semua elemen mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga orang tua untuk menjaga kedisiplinan siswa sekolah.

 

Bulan November ini adalah kali kedua tes acak dilakukan, sebelumnya telah dilakukan pada bulan Oktober lalu. Kali ini tes acak dilakukan di 28 SMP dan 70 SD di Kota Bekasi. Ia mengaku telah menyelesaikan sebagian sekolah untuk diambil sampel, sisanya dilanjutkan pekan ini.

 

Informasi yang dihimpun oleh Radar Bekasi, pada tes acak pertama di bulan Oktober lalu, ada lima kasus aktif ditemukan pada siswa jenjang Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/K).”Setiap sekolah di sampling 30 orang (siswa), yang menentukan kepala sekolah. Untuk guru semuanya (dalam satu sekolah),” tambahnya.

 

Dalam petunjuk teknis yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan PTMT, siswa yang terganggu kondisi kesehatannya tidak dianjurkan mengikuti PTM di sekolah, hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko penyebaran Covid-19. Maka, ditekankan keterbukaan orang tua siswa mengenai kondisi kesehatan anaknya, serta tidak memaksakan ikut PTMT di sekolah.

 

Tes acak menyasar sekolah baik negeri maupun swasta. Sementara ini sekolah swasta di Kota Bekasi masih menunggu giliran dilakukan tes acak.”Testingnya kan kita belum ada nih, kalau harus mandiri kan harus mengeluarkan biaya juga, kita menunggu saja, sekarang kan pemerintah baru konsen di sekolah negeri,” terang Sekretaris Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi, Ayung Sardi Dauly.

 

Sejauh ini, sekolah-sekolah swasta dipaparkan masih mengikuti syarat dan ketentuan pemerintah dalam pelaksanaan PTMT, termasuk masih kapasitas pembelajaran maksimal 50 persen. Setiap perkembangan warga sekolah dilaporkan tiap pekan kepada Puskesmas setempat, hal ini dilakukan untuk melihat indikasi siswa maupun guru dalam penyebaran Covid-19.

 

Ditegaskan hingga saat ini belum ada laporan mencolok di tiap wilayah dalam pelaksanaan PTMT.”Jadi kalau misalkan ada indikasi atau apa kan pasti datanya masuk ke Puskesmas, karena setiap Minggu kita update data. Misalkan ada guru yang sakit, ada yang bepergian, itu kita update,” tukasnya. (mif/Sur)

 

 

Solverwp- WordPress Theme and Plugin