Berita Bekasi Nomor Satu

RSUD Masih Kekurangan Inkubator

PERAWATAN: Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro (pertama kanan), bersama Direktur RSUD CAM, Kusnanto Saidi (kedua kanan), melihat penangan bayi di sela acara Hari Prematur Sedunia di RSUD CAM Kota Bekasi, Rabu (24/11). AHMAD PAIRUDZ/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN-Penanganan bayi prematur di Rumah Sakit Umum Daerah dr Chasbullah Abdulmadjid (RSUD CAM) Kota Bekasi masih perlu adanya penambahan fasiitas. Fasilitas inkubator di rumah sakit plat merah ini dinilai masih belum ideal.

Padahal, penanganan bayi premature diperlukan adanya fasilitas khusus seperti NICU serta alat pendukung lainnya untuk keberlangsungan hidup sang bayi. Hal itu diketahui pada peringatan Hari Prematur Sedunia yang dihelat di Aula RSUD CAM Kota Bekasi, Rabu (24/11).

Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman J Putro yang hadir pada acara tersebut mengaku  kaget mendengar angka bayi prematur di RSUD Kota Bekasi hingga 18 persen dari angka kelahiran.

“Butuh kesadaran kita terkait perlunya edukasi bagi masyarakat bahwa dari awal kehamilan harus rutin konsultasi ke bidan atau dokter terkait pertumbuhan janin, karena munculnya bayi prematur disebabkan terlambat dalam penanganan pada saat kehamilan,”ujarnya.

Rendahnya kesadaran masyarakat terkait pemeriksaan ibu hamil harus jadi perhatian Dinas terkait. Di butuhkan juga sarana prasarana di rumah sakit seperti di RSUD Kota Bekasi.

“Saat ini sudah bagus di RSUD Kota Bekasi kerena menjadi rujukan wilayah lain seperti Kabupaten Bekasi  Karawang dan Purwakarta. Data di RSUD ada 18 persen dari angka kelahiran prematur hal ini karena banyak rujukan dari luar daerah,”ujarnya.

Namun diakuinya dari 18 persen bayi prematur 90 persen berdasarkan laporan yang ia terima, dapat diselamatkan. Ia juga menyoal sarana prasarana NICU termasuk inkubator yang saat ini baru ada 26 yang dimiliki RSUD.

“Kalau melihat saat ini, pernah ada lonjakan karena itu minimal dibutuhkan 50 inkubator dan ruangan yang tersedia. Ini menjadi catatan bagi DPRD dan akan diusulkan pada APBDP 2022,”terangnya.

Menurutnya, penanganan komprehensif dari instansi terkait mulai posyandu edukasi masyarakat juga harus menyeluruh terlebih kondisi pandemi saat ini agar angka bayi prematur dapat ditekan. Kedepan tumbuh kembang anak juga harus dipantau sampai 5.000 hari sejak pembuahan sampai anak anak (usia emas) di bawah lima tahun.

“Karena penanganan kesehatan terkait langsung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) kita. Sehingga nantinya tahun 2045 generasi kita lebih maju. IPM kita yang hanya peringkat kedua di Jabar juga dapat ditingkatkan menjadi peringkat pertama,”katanya.

 

Pihaknya juga tak lupa memberikan apresiasi bagi para dokter dan perawat serta karyawan RSUD Kota Bekasi yang sudah memberikan pelayanan maksimal bagi Masyarakat khususnya orang tua yang anaknya lahir prematur.

“Saya juga apresiasi pada seluruh karyawan RSUD cam untuk pelayanan bagi para orang tua bayi prematur sehingga angka keselamatan tinggi,”pungkasnya. (pay)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin