Berita Bekasi Nomor Satu

Sebagian Sekolah Gelar PTM Setiap Hari

ILUSTRASI: Sejumlah SMPN 29 Kota Bekasi saat mengikuti PTM terbatas di kelas. PTM terbatas setiap hari telah dilaksanakan oleh sebagian sekolah di Kota Bekasi.  DEWI WARDAH/RADAR BEKASI
ILUSTRASI: Sejumlah SMPN 29 Kota Bekasi saat mengikuti PTM terbatas di kelas. PTM terbatas setiap hari telah dilaksanakan oleh sebagian sekolah di Kota Bekasi.  DEWI WARDAH/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas setiap hari mulai semester genap tahun ajaran 2021/2022. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Bersama empat Menteri yang ditetapkan pada 21 Desember 2021.

Dalam surat itu, semua satuan pendidikan mewajibkan PTM terbatas mulai semester genap. Satuan pendidikan itu meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Hal ini tertuang dalam SKB 4 Menteri yang ditandatangani Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim; dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Keputusan itu menetapkan penyesuaian SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

PTM terbatas setiap hari telah dilaksanakan oleh sebagian sekolah di Kota Bekasi. Kepala SMPN 1 Kota Bekasi Muktia Wahyudi Isra menyampaikan, pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolahnya telah dilakukan setiap hari Senin sampai dengan Jumat.

“Penerapan pembelajaran setiap hari sudah kami lakukan di sekolah,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (27/12).

Akan tetapi pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran setiap hari masih dilakukan secara bergilir bagi setiap siswa yang disesuaikan dengan kelasnya masing-masing.

“Dilakukan setiap hari bukan untuk seluruh siswa secara bersamaan, tetapi bergilir sesuai dengan jadwal yang kami sudah tentukan,” jelasnya.

SMPN 1 Kota Bekasi memiliki 1.129 siswa dengan 28 ruang kelas. Sesuai surat edaran tentang pembelajaran tatap muka terbatas di Kota Bekasi, pembelajaran di kelas menerapkan kapasitas siswa maksimal 50 persen, menjaga jarak minimal 1,5 meter, dam maksimal 18 peserta didik.

“Jika memang ada kebijakan persentase siswa yang mungkin bertambah, kami sudah melakukan berbagai kesiapannya,” jelasnya.

Sementara, Kepala SMP PGRI II Kota Bekasi Ma’mun Murod menjelaskan, saat ini sekolahnya sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas secara menyeluruh setiap hari.

“Kalau sekolah saya sudah melaksanakan tatap muka setiap hari untuk seluruh siswa,” terangnya.

SMP PGRI II Kota Bekasi memiliki jumlah siswa sebanyak 65 orang, terdiri dari kelas 7,8, dan 9. Sedikitnya jumlah siswa tidak membuat sekolah kesulitan dalam membagi ruang kelas ataupun waktu pembelajaran.

“Kami siswanya sedikit, jadi tidak dibagi per sif atau per minggu. Kami sudah normal saja, hanya memang prokes yang memang masih kami terapkan sampai saat ini,” ucapnya. Proses pembelajaran di sekolah ini dimulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB.

Sedangkan Kepala SDN Jakasetia 1 Ade Saepuloh menyampaikan, sekolahnya masih menerapkan proses pembelajaran terbatas tiga kali dalam seminggu. Sekolah ini memiliki 374 siswa dengan 10 ruang kelas.

“Karena ruang kelas yang terbatas, kami masih menerapkan pembelajaran tiga kali dalam seminggu bagi masing-masing kelas,” jelasnya.

Menurutnya, penerapan prokes masih menjadi hal utama dalam pembelajaran tatap muka terbatas setiap hari. Maka tentu hal itu akan menjadi sebuah kendala bagi sekolah yang memiliki ruang kelas terbatas.

“Jika prokesnya masih dibatasi untuk ruangan siswa, tentu akan menjadi kendala. Apalagi ruangan yang sedikit dengan jumlah siswa yang cukup banyak,” tuturnya.

Sebab menurutnya dengan kapasitas jumlah siswa yang terbatas di dalam kelas, siswa masih kerap kali lupa menerapkan prokes seperti memakai masker dan menjaga jarak.

“Yang terbatas 50 persen, siswa kadang suka lupa prokes. Kayak jaga jarak karena menghampiri teman ada juga yang copot masker. Meskipun terlihat jarang tapi ini harus diperhatikan,” terangnya.

Terkait sarana sanitasi dan vaksinasi, kata dia, tidak ada masalah. “Yang kendala hanya ruang kelas saja dengan penerapan prokes di dalam kelas. Selebihnya mungkin sudah aman,” pungkasnya. (dew)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin