Berita Bekasi Nomor Satu

Anker Tolak Kenaikan Tarif

ILUSTRASI: Calon penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun Bekasi. Tarif KRL Commuter Line tahun 2022 diusulkan naik pada bulan April 2022 dari Rp 3 ribu menjadi Rp 5 ribu. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN- Meski baru sebatas wacana, rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line ditanggapi beragam sejumlah pengguna KRL. Sebagian besar masyarakat menengah kebawah menolak dengan alasan kondisi ekonomi yang belum stabil di tengah Pandemi Covid-19.

Diketahui, belum lama ini, Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar menyampaikan, tarif KRL Commuter Line akan naik. Usulan itu sedang dibahas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Tarif yang akan naik adalah tarif dasar sejauh 25 kilometer (km) untuk tarif KRL. Bila awalnya tarif KRL untuk 25 km pertama hanya Rp 3.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp 5.000, atau tepatnya naik Rp 2.000. Hal itu disampaikan dalam diskusi publik virtual yang diadakan Instran, Rabu (12/1)

Sementara, menanggapi hal tersebut, sejumlah anak kereta (Anker) yang setiap harinya menggunakan transportasi KRL dari Kota Bekasi menuju DKI Jakarta merasa keberatan karena alasan masih kondisi Pandemi Covid-19 dan tengah terpuruknya ekonomi sebagian masyarakat.

“Termasuk saya yang saat ini gaji saya banyak dipangkas karena Pandemi Covid-19. Dari yang Rp 5 juta sekarang hanya 3 juta kurang. Sehingga kalau tarif KRL dinaikan saya merasa keberatan. Sebab, setiap hari saya selalu menggunakan KRL,” ujar Sari (34) kepada Radar Bekasi, Kamis (13/1).

Dirinya juga meminta, kepada pejabat di KAI untuk menunda kenaikan tarif, karena perekonomian masyarakat belum stabil. “Saya sih minta jangan dulu dinaikan tarifnya KRL. Karena banyak masyarakat yang terbantu dengan KRL. Dikarenakan harganya murah dan nyaman,” tukasnya.

Hal senada diungkapkan Hermawan (40) yang setiap harinya menggunakan KRL dari Kota Bekasi menuju DKI Jakarta. Ia berharap rencana kenaikan dibatalkan.

“Saya harap dikaji lagi kenaikan tarif KRL. Kalau kita sebagai masyarakat menengah kebawah pasti sangat keberatan dengan kenaikan tarif tersebut,” ucapnya.

Ia juga berharap, kenaikan tarif KRL dibatalkan. Sehingga masyarakat yang setiap hari menggunakan KRL tidak merasa keberatan dengan tarif yang diberlakukan.

“Kita harap kenaikan tarif KRL tidak terjadi. Saya juga ingin pemerintah lebih memperhatikan warga masyarakat menengah ke bawah. Apalagi sekarang masih Pandemi Covid-19. Jadi tidak wajar kalau PT KAI menaikan tarif KRL,” tukasnya.

Sementara, saat dikonfirmasi terkait rencana kenaikan tarif KRL. VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba melalui sambungan telepon maupun pesan WhatsApp belum memberikan jawaban. (pay).


Solverwp- WordPress Theme and Plugin