Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Waspadai Gelombang Omicron

Illustrasi : Sejumlah pekerja mengenakan masker menunggu jam buka pusat perbelanjaan Sentra Grosir Cikarang (SGC) Kabupaten Bekasi, Senin (29/6). Kapolri Jenderal Idham Azis mencabut maklumat larangan berkumpul guna mendukung pemerintah dalam penerapan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). ARIESANT/RADAR BEKAS

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Terjadi lonjakan kasus Covid -19 di kota Bekasi secara signifikan dalam tujuh hari terakhir, tercatat dua kali lipat peningkatan kasus sejak awal pekan, serta lima kasus cluster keluarga, lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya saat kasus konsisten rendah. Epidemiolog berpendapat bahwa penyebaran virus Omicron dominan pada cluster keluarga atau penularan pada lingkungan komunitas, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tengah bersiap dengan tempat tidur RS, percepatan vaksinasi, hingga peningkatan jumlah testing dan tracing.

Meski laporan kasus terinfeksi Omicron belum didapat di Kota Bekasi, namun beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus cukup signifikan, termasuk cluster keluarga. Pada Minggu (9/1) lalu tercatat 12 kasus aktif, tiga hari setelahnya kasus aktif meningkat menjadi 36 kasus.

Sedangkan cluster keluarga, Rabu (12/1) tercatat hanya ada dua kasus, dalam satu hari jumlahnya bertambah menjadi lima kasus cluster keluarga. Dua sampai tiga orang dalam satu keluarga terkonfirmasi positif Covid-19, kasus aktif tersebar di 21 lingkungan kelurahan di Kota Bekasi.

Dewasa ini pemerintah akan menetapkan status siaga utama Covid-19 varian Omicron, status ini diberlakukan jika ketersediaan tempat tidur atau Bor Occupancy Ratio (BOR) berada di angka 20 sampai 30 persen. Diperkirakan puncak gelombang terjadi pada awal bulan Februari, hingga hari Selasa (11/1) jumlah kasus Omicron di Indonesia tercatat sebanyak 802 kasus.

Grafik peningkatan jumlah kasus di Kota Bekasi disampaikan oleh Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto.

“Per hari ini di Kota Bekasi memang ada peningkatan (kasus), tapi untuk Omicronnya belum ada. Sekarang ini ada 16 kasus baru di 10 kelurahan, jadi terus kita antisipasi,” katanya, Kamis (13/1).

Saat ini pihaknya mulai mengantisipasi lonjakan kasus, diantaranya dengan memastikan kesiapan tempat tidur mulai dari RS darurat, milik pemerintah, hingga swasta. Kedua, mempercepat vaksinasi dosis lengkap dan pemberian booster.

Capaian vaksinasi secara keseluruhan telah menyentuh lebih dari 1,7 juta jiwa atau 85,25 persen. Sementara pemberian booster telah dimulai kemarin di seluruh Puskesmas.

Terakhir, meningkatkan kapasitas jumlah testing dan tracing, tiga hari pekan ini Pemkot Bekasi telah melakukan testing lebih dari 13 ribu sampel menggunakan PCR dan Antigen.

“Kesiapan RSUD tipe B kita, Chasbullah Abdulmajid itu lantai 3 belum kita isi (untuk pasien umum), kemudian yang di Candrabhaga itu sudah ada sekitar 250 bed, kemudian di beberapa rumah sakit sedang kita inventarisasi kesiapan yang bisa dioptimalisasi kalau memang nanti ada kebutuhan,” tambahnya.

Pemkot Bekasi belum bisa mengevaluasi hari pertama pemberian booster kemarin, pemberian booster rencananya akan dievaluasi pada malam hari. Vaksinasi pada kelompok Lansia masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) Kota Bekasi, masih dibutuhkan 2 persen dari total sasaran untuk mencapai target vaksinasi dosis lengkap.

Booster diberikan menggunakan persediaan vaksin yang tersedia di Kota Bekasi. Meski demikian Pemkot Bekasi menggaransi pemberian booster tidak akan mengganggu pelaksanaan vaksinasi dosis satu dan dua.

“Kita akan mengelola resiko kembali, jangan sampai ada vaksin yang nantinya tidak terpakai atau expired. Jika dalam ambang batas waktu vaksin seminggu kita akan kehabisan, maka kita akan segera meminta,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.

Mencermati perkembangan kasus di Kota Bekasi selama tiga hari terakhir, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menilai kemungkinan adanya transmisi lokal varian Omicron. Hanya saja, belum terdeteksi. Ada pekerjaan rumah besar pada penyebaran varian Omicron, ia meyakini ada penyebaran kasus yang belum terdeteksi.

“Doubling time (peningkatan jumlah kasus dua kali) dia dua atau tiga hari. Jadi kalau pertama 10 ya tiga empat hari kemudian bisa jadi 20, dua tiga hari kemudian bisa 40,” paparnya.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran kasus melalui percepatan vaksinasi dosis lengkap dan pemberian booster, meningkatkan 3T dan 5M, hingga mengamati tempat aktifitas seperti Rutan, sekolah, panti jompo, hingga Faskes.

Sementara terkait dengan peningkatan peningkatan cluster keluarga, Dicky menyebut cluster keluarga dominan dalam kasus Covid-19, apalagi Omicron.”Apalagi era Omicron ini dia dominan sekali, mudah sekali dia menyebar dalam ruang indoor, apalagi keluarga,” tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa pemberian booster tidak boleh mengganggu pemberian vaksinasi dosis satu dan dua, hal ini juga menjadi perbincangan Dicky bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Beberapa waktu lalu Kota Bekasi telah mengeluarkan surat himbauan bersama dengan Polres Metro Bekasi Kota dan Dandim 0507 Bekasi untuk pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 varian Omicron.

Sementara itu, secara nasional kasus Omicron bertambah 92 orang dan kini totalnya menjadi 506 kasus. Penambahan kasus masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Dari 506 kasus konfirmasi Omicron, ada 84 kasus merupakan transmisi lokal. Artinya sudah menular dari orang ke orang di masyarakat.

Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/1) Terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari metode pemeriksaan SGTF (S Gen Test Failure).

Covid-19 Omicron memicu kenaikan kasus Covid-19 nasional hingga dua kali lipat. Kasus harian dari jumlah 454 menjadi 802 kasus.“Omicron membuat kasus naik hampir dua kali lipat” kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi Kemenkes.

Nadia mengungkapkan masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat. Meskipun gejalanya lebih ringan daripada Delta, namun untuk mereka yang memiliki komorbid tetap wajib waspada.

“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,” ungkap Nadia.(sur/jpc)

 

Solverwp- WordPress Theme and Plugin