Berita Bekasi Nomor Satu

Mentan Pantau Panen Raya di Sukatani

BERI KETERANGAN: Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, didampingi Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan, memberi keterangan kepada awak media, saat melakukan kunjungan kerja sekaligus panen raya padi di Desa Suka Asih Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi, Sabtu (24/7). PRA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, memastikan stok pangan, khususnya beras cukup hingga akhir tahun. Bahkan pada Desember 2021, stok beras diproyeksikan mencapai 9,6 juta ton.

Hal itu disampaikan Syahrul saat melakukan kunjungan kerja sekaligus melakukan panen raya padi di Desa Suka Asih Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi, Sabtu (24/7).

Dalam kunjungan tersebut, Syahrul di dampingi Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, anggota DPR-RI, Dedi Mulyadi, dan sejumlah dinas terkait.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Pertanian, jumlah tersebut telah mencukupi kebutuhan beras nasional.

Dikatakan Syahrul, pihaknya telah secara optimal melakukan upaya pemenuhan pangan, terlebih di masa pandemi saat ini, di mana peningkatan produksi padi terus dilakukan, termasuk memvalidasi di lapangan, mulai dari percepatan musim tanam-II, pemberian bantuan kepada petani, penyerapan gabah secara maksimal, hingga penanganan pasca panen.

“Dari data yang ada, Alhamdulillah bagus. Artinya, stok beras secara nasional, dalam kondisi baik dan mencukupi,” terang Syahrul usai meninjau produksi beras.

Ia menjelaskan, pada Juni lalu, produksi beras telah mencapai 2,59 juta ton. Jumlah tersebut belum ditambah stok yang ada saat ini hingga menjadi 10,6 juta ton.

“Jadi, berdasarkan hitungan stok akhir, pada Desember 2021, diproyeksikan mencapai 9,6 juta ton,” bebernya.

Syahrul menambahkan, dengan adanya panen raya dan percepatan tanam di berbagai wilayah, dia meyakini, kebutuhan beras masyarakat mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri meski di tengah pembatasan akibat pandemi. Dengan adanya potensi panen di berbagai daerah, pihaknya bersama dengan Bulog dan Pemerintah Daerah (Pemda) akan berupaya maksimal menyerap gabah petani.

“Saya yakin, pangan dari para petani aman. Kami ada perhitungan yang jelas, kapan masa panen dan masa tanam, daerah mana saja, dan melakukan akselerasi, percepatan bersama pemerintah daerah, cadangan beras juga cukup banyak, baik yang ada di pengendalian langsung Bulog, penggilingan dan penanganan pemerintah daerah,” ucapnya.

Sementara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi menambahkan, saat ini beberapa wilayah di Indonesia tengah memasuki waktu panen. Di Kabupaten Bekasi, misalnya, diprediksi sepanjang Juli ini akan panen hingga 4.458 hektare dengan estimasi produksi hingga 26.748 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Di lokasi panen tersebut saja, ada 50 hektare yang siap panen, dengan varietas inpari 32 yang produktivitasnya bisa mencapai 6 ton GKP per hektare.

“Se-Kabupaten Bekasi, potensi panen bisa sampai 6.989 hektare pada Agustus mendatang. Estimasi produksi 41.935 ton GKG, dan tercatat serapan Bulog hingga bulan ini, mencapai 150 ton,” tutur Suwandi.

Senada dengan Mentan, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan menyampaikan, pihaknya memastikan lumbung-lumbung padi, serta stok pangan aman. Mulai dari produktivitasnya, tanaman padinya, kemudian penyimpanan pengolahan dan distribusinya.

“Dari sisi produksi, bersama Menteri Pertanian juga memastikan bahwa sekarang memang sudah lewat masa panen, satu kali panen sudah berlimpah, ini memberi keyakinan kepada seluruh masyarakat, bahwa stok pangan masih aman,” ujarnya.

Pada peninjauan produksi padi tersebut, Syahrul turut memberikan bantuan untuk para petani di Kabupaten Bekasi senilai Rp3,2 miliar, serta bantuan alsintan berupa combine harvester sebanyak tiga unit, dan bantuan benih padi senilai Rp1,9 miliar. Syahrul pun memberikan bansos berupa sembako kepada petani. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin