Berita Bekasi Nomor Satu

Mendagri Minta Pemkab Fokus Tangani Pandemi

BERI PENGARAHAN: Mendagri, Muhammad Tito Karnavian (kiri), didampingi Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, sedang memberi pengarahan kepada para kepala OPD di lingkungan Pemkab Bekasi, saat melakukan kunjungan ke kantor Pemkab Bekasi, Senin, (26/7). PRA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, fokus dalam penanganan penyebaran Covid-19. Hal itu mengingat Kabupaten Bekasi sebagai daerah penyanggah ibukota sehingga penanganan Covid-19 sangat diperlukan.

Tito menyampaikan, karena jumlah penduduknya cukup banyak, ditambah lagi memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, maka perlu penanganan secara serius.

“Keberhasilan dalam menangani penyebaran Covid-19 akan berpengaruh kepada situasi pengendalian ibu kota. Sebab, mobilitas masyarakat bolak-balik Bekasi-Jakarta, dan daerah sekitarnya,” ucap Tito kepada Radar Bekasi, Senin (26/7).

Ia juga memberikan arahan mengenai strategi pengendalian pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 ini, apa yang harus dilakukan di hulu. Lalu apa yang harus dilakukan di hilir.

“Saya memberi arahan mengenai strategi pengendalian pandemi Covid-19. Kemudian yang lebih penting lagi, sebagai konsekuensi kebijakan PPKM, maka Pemerintah Daerah (Pemda) harus memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak,” sarannya.

Menyikapi itu, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan, dampak dari penerapan PPKM Darurat ini, kasus positif turun. Akan tetapi disisi lain, kasus kematian meningkat. Walaupun sebenarnya mobilitas masyarakat bisa ditekan, tidak terjadi interaksi, namun yang terpapar 80 persen isolasi mandiri (isoman) di rumah.

“Tidak semuanya memadai, sehingga terjadi penurunan imunity, saat masuk rumah sakit, sudah terlambat. Itu yang menjadi angka kematian naik,” beber Dani.

Kata dia, solusi yang diberikan, pihaknya akan memfasilitasi melalui isolasi terpusat. Menurutnya, Pemda sudah menyediakan sejumlah hotel untuk tempat isoman. Kemudian, setiap perusahaan di dorong agar di kawasan industri membuat tempat isolasi terpusat, dengan dana gotong-royong, dari Corporate Social Responsibility (CSR).

“Solusi yang kami sarankan adalah, isoman ini harus difasilitasi melalui isolasi terpusat. Termasuk mendorong perusahaan agar membuat tempat isolasi pusat,” ucapnya.

Dani memastikan, setiap perusahaan sudah sepakat untuk berkontribusi, ada yang paket Rp10 juta, Rp25 juta, dan Rp50 juta per bulan. Ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan, sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dan untuk dana CSR, akan dikelola Apindo, untuk menyelenggarakan tempat pusat isoman.

“Semua karyawan atau buruh yang ada di kawasan industri, isoman pusat, tidak di rumah. Karena rata-rata tempat tinggal mereka (buruh,Red), kurang memadai untuk melakukan isolasi,” terang Dani. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin