Berita Bekasi Nomor Satu

Tata Tertib SMPN 1

SMPN-1
TUNJUKKAN KOTAK GAWAI: Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 1 Kota Bekasi Nursyofiyeti dan beberapa guru BK menunjukkan kotak untuk menyimpan gawai siswa. Dewi Wardah Radar Bekasi
SMPN-1
TUNJUKKAN KOTAK GAWAI: Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 1 Kota Bekasi Nursyofiyeti dan beberapa guru BK menunjukkan kotak untuk menyimpan gawai siswa. Dewi Wardah Radar Bekasi

Radarbekasi.id – SMPN 1 Kota Bekasi membatasi penggunaan gawai di lingkungan sekolah bagi seluruh siswanya. Gawai hanya boleh digunakan untuk mendukung mata pelajaran tertentu. Itu pun harus persetujuan guru.

Pembatasan penggunaan gawai masuk dalam tata tertib SMPN 1 Kota Bekasi. Tujuannya, mengurangi aktivitas bermain gawai ketika berada di lingkungan sekolah sehingga siswa lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) saat di dalam kelas.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 1 Kota Bekasi Nursyofiyeti mengatakan, tata tertib ini diawali dari program pembiasaan selama setengah tahun. Sampai pada akhirnya sekolah menetapkan pembatasan penggunaan gawai sebagai tata tertib sekolah yang wajib diikuti oleh seluruh siswa.

Sebelum diterapkan, pihak sekolah memberikan sosialisasi kepada wali murid maupun siswa. ”Kita sudah melewati masa percobaan selama 6 bulan dan mensosialisasikan ini kepada seluruh orang tua siswa. Alhamdulillah orang tua semuanya sangat setuju dengan tata tertib ini,” ungkapnya, kepada Radar Bekasi, Senin (10/2).

Dalam tata tertib ini, siswa yang membawa gawai ke sekolah wajib mengumpulkannya ke dalam sebuah kotak yang sudah disiapkan untuk masing-masing kelas. Kotak tersebut akan diamankan oleh guru bimbingan dan konseling selama berlangsungnya KBM.

”Ketika siswa memasuki lingkungan sekolah, mereka sudah secara otomatis mengumpulkan gawai-nya ke dalam kotak dan akan diserahkan kepada guru BK untuk diamankan,” tegasnya.

Namun dalam hal ini pihak sekolah tak sepenuhnya membatasi penggunaan gawai. Siswa tetap diperbolehkan menggunakan gawainya masing-masing ketika ada mata pelajaran yang membutuhkan saranan informasi dengan dukungan internet.
”Tentunya penggunaan gawai harus melalui izin guru mata pelajaran (maple)-nya masing-masing,” imbuhnya.

Tata tertib SMPN 1 Kota Bekasi ini sudah berjalan kurang lebih empat tahun. Ia bersyukur, pembatasan gawai ini membuat siswa lebih fokus mengikuti KBM dan interaktif.

”Alhamdulillah dengan adanya tata tertib ini siswa lebih kelihatan fokus ketika melaksanakan KBM dan pada saat istirahat mereka akan lebih sering untuk sharing dan berbincang dengan temannya. Jadi, ini sangat positif sekali untuk benar-benar diterapkan,” pungkasnya. (dew)