Berita Bekasi Nomor Satu

Wacana Regulasi Porda Bridge Disoal

Bridge
KEJUARAAN: Sejumlah atlet Bridge Kabupaten Bekasi ketika mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) Jakarta belum lama ini. IST/RADAR BEKASI
Bridge
KEJUARAAN: Sejumlah atlet Bridge Kabupaten Bekasi ketika mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) Jakarta belum lama ini. IST/RADAR BEKASI

Radarbekasi.id – Wacana larangan atlet cabang olahraga (Cabor) Bridge yang ikut pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 kembali tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2022 mencuat.

Ketua Harian Bridge Kabupaten Bekasi, M Jefry mengakui akan adanya kajian regulasi tersebut di tingkat pengurus daerah (Pengda) Bridge Jawa Barat. Bahkan, besar kemungkinan aturan tersebut akan diterapkanpada Porda Jabar 2022 mendatang.

”Belum lama saya sudah komunikasi juga dengan pihak pengda terkait aturan baru itu. Intinya, atlet yang ikut pra-PON, Desember 2019 di Jakarta, tidak diperbolehkan maju pada Porda 2022. Pihak Jabar membenarkan, dan regulasi itu akan diterapkan,” ujarnya ketika di konfirmasi Radar Bekasi, Rabu (26/2).

Bila berkaca pada Porda 2018 di Kabupaten Bogor, kata dia, Pengda Bridge Jawa Barat juga menerapkan aturan baku. Dimana, atlet yang sudah turun di PON tidak diperbolehkan mengikuti Porda.

”Itu memang dilakukan di Porda lalu. Hanya saja, pada atlet yang ikut PON. Nah, kalaupun diterapkan aturan baru dimana atlet yang ikut pra-PON tidak bisa ikut Porda, maka akan menjadi perdebatan juga di beberapa daerah,” jelasnya.

Hasil pengamatannya, beberapa daerah akan terdampak jika regulasi Porda 2022 tersebut diterapkan. Pasalnya, sebagian besar wilayah di Jawa Barat, mengirim atlet ke daerah lain guna mengikuti pra-PON.

”Ini memang terjadi, beberapa daerah memang mengejar PON. Tidak sedikit andalan di suatu daerah di Jawa Barat yang rela meminjamkan atlet ke tuan rumah PON,” bebernya.

Meski begitu, Jefry menegaskan, jika regulasi itu diterapkan tidak berdampak berdampak fatal bagi atlet Bridge Kabupaten Bekasi. Karena pada saat pra-PON, Bridge Kabupaten Bekasi hanya mengirim satu atlet yakni Lucina Dewani.

”Iya, kita juga merasakan imbasnya. Satu atlet kita besar kemungkinan tidak bertanding. Padahal itu salah satu andalan kita,” bebernya.

Upaya mengganti atlet kini tengah dijalankan. Karena diketahui, untuk bridge atlet perlu berpasangan. ”Kita sedang mencari pasangan pengganti Luciana. Ini juga sudah dikomunikasikan pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi. Kita akan berupaya, agar atlet yang nanti akan kita ambil, merupakan atlet asli daerah,” tukasnya. (dan)