Berita Bekasi Nomor Satu

Bekasi Melawan Covid 19

PRODUKSI MASKER: Pengrajin masker menyelesaikan pembuatan masker gratis dari bahan kain di Jalan Ir H Djuanda, Gang Kyai Abdul Rahman, RT 05/01, Kelurahan Bekasijaya, Bekasi Timur, Selasa (25/3). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
PRODUKSI MASKER: Pengrajin masker menyelesaikan pembuatan masker gratis dari bahan kain di Jalan Ir H Djuanda, Gang Kyai Abdul Rahman, RT 05/01, Kelurahan Bekasijaya, Bekasi Timur, Selasa (25/3). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Langka dan mahalnya masker menjadi keluhan warga Kota dan Kabupaten Bekasi. Sejak Presiden Joko Widodo menumumkan dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit Covid-19 beberapa waktu lalu. Tak ayal, masker dan hand sanitizer diburu oleh masyarakat. Saat itu juga harga menjadi tak wajar. Lalu, bagaimana dalam situasi seperti ini warga yang sehat bisa melawan Covid-19, dihantui virus tanpa pelindung diri.

Surya Bagus
BEKASI TIMUR

Sekelompok masyarakat berusaha membantu masyarakat lain yang masih dalam kondisi sehat untuk melawan Covid-19. Berada di lantai dua rumah, yang telah lama disulap menjadi konveksi, empat pekerja konveksi nampak bekerja keras menyelesaikan tugas kemanusiaan.

Satu persatu bahan mentah diolah menjadi masker, sebagai alat pelindung masyarakat yang sehat melawan Covid-19.

Ya, konveksi yang berada di Jalan Ir H Djuanda, Gang Kyai Abdul Rahman, RT 005/001, nomor 13, Kelurahan Bekasijaya, Kecamatan Bekasi Timur ini dijadikan posko. Gerakan membuat dan membagikan masker kain ini diberi nama Bekasi Melawan Covid-19. Empat mesin jahit beroperasi penuh. Mereka harus menyelesaikan target 2.500 masker untuk dibagikan akhir pekan ini.

“Masker kain ini bisa digunakan untuk orang yang belum terkena virus. Untuk pasien misalnya ODP atau PDP ini nggak bisa digunakan,” jelas pemilik konveksi yang juga penggerak Bekasi Melawan Covid-19, Hendro Rahmandani (33) saat dijumpai di rumahnya.

Semangat awal Hendro dan 40 rekan-rekannya yang tergabung dalam gerakan ini adalah untuk membantu masyarakat yang masih harus beraktivitas intens diluar rumah melawan Covid-19. Berawal dari  kegelisahan mereka terhadap sikap pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah.

Pemerintah dinilai tidak melakukan langkah antisipasi yang tepat sejak awal, hingga akhirnya situasi saat ini diambil opsi untuk membatasi kegiatan warga diluar rumah. Fokus perhatiannya, kepada masyarakat kecil seperti pedagang kaki lima dan pedagang pasar. Diminta untuk membatasi aktivitas diluar ruangan, sementara kebutuhan harus tetap dipenuhi.

“Satu sisi warga yang memang dalam tanda kutip memiliki kemampuan finansial kuat bisa memborong, borong masker, borong kebutuhan pokok. Nah, lalu bagaimana seperti profesi seperti ojek, pedagang pasar yang memang dia bisa ngebul dapurnya, harus keluar rumah,” lanjutnya.

Saat ini, total sudah enam konveksi tergabung dalam gerakan ini. Untuk memenuhi kebutuhan warga, konveksi yang ada di Kota dan Kabupaten Bekasi terus direkrut. Donasi dibuka untuk umum guna memenuhi kebutuhan biaya produksi, rekening tim disiapkan dan disosialisasikan melalui media sosial.

“Gerakan ini untuk distribusi targetnya hari Sabtu, kisaran dua ribu pcs,” tukasnya.

Ribuan masker tersebut akan didistribusikan di 15 titik yang telah dipetakan, terutama wilayah yang sudah ditemukan kasus Covid-19. Untuk mencegah kerumunan warga, dalam penyalurannya tidak dibuka diruang publik, melainkan dari rumah ke rumah melalui koordinasi dengan RT setempat.

Lima belas titik tersebut tersebar di wilayah Kota dab Kabupaten Bekasi, diantaranya Pisangan Gabung, Bintara, Babelan, Teluk Pucung, Cibitung, Jatibening, Kranji, Sumber Arta, Kaliabang Tengah, Harapan Jaya, Duren Jaya, Bekasi Jaya, Bantargebang, dan Rawabugel.(*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin