Berita Bekasi Nomor Satu

Covid-19 Merebak, Penghasilan Nelayan Muaragembong Turun 50 Persen

Illustrasi Sejumlah perahu nelayan bersandar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Senin (6/4). ARIESANT/RADAR BEKASI
PULANG MELAUT: Sejumlah perahu nelayan bersandar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Segarajaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Senin (6/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penghasilan para nelayan di Muaragembong mengalami penurunan sampai dengan 50 persen setelah merebaknya Virus Corona (Covid-19), khususnya di Kabupaten Bekasi. Hal itu terjadi karena harga jual ikan di pasaran mengalami penurunan cukup drastis.

Menurut Ketua Nelayan Kampung Muarajaya, Muaragembong, Subarma,  sejak Maret setelah wabah Covid-19 merebak di Indonesia, harga ikan mengalami penurunan. Rata-rata penurunan harga ikan mulai dari 20 persen hingga 50 persen. Dirinya menduga, penurunan harga ikan ini karena masyarakat sudah jarang yang keluar rumah, dan lebih banyak menkonsumsi sayur-sayuran.

“Nelayan sangat terdampak dari Covid-19 ini, dimana harga ikan mulai pada turun. Yang tadinya harga ikan Rp 40 ribu jadi Rp 20 ribu. Ini sudah mulai dari sejak Covid-19 merebak,” ujarnya saat dihubungi Radar Bekasi, Senin (6/4).

Ia menjelaskan, harga ikan yang mengalami penurunan mulai dari tenggiri, kuro, blama, keropak, dan beberapa ikan laut lain-nya. Kata dia, ikan-ikan tersebut biasanya dijual ke Clincing dan Kali Baru Jakarta.

“Kami biasa jual ikan ke Jakarta. Tapi setelah Jakarta terdampak Covid-19, harga ikan langsung turun,” bebernya.

Lanjut Subarma, untuk pendapatan para nelayan tidak bisa dipastikan, mengingat hasil tangkapan ikan di laut juga ada pasang surut.

“Kalau pendapatan ikan dari laut itu tidak menentu. Yang pasti, biasanya dapat Rp 1 juta, sekarang hanya sekitar Rp 500 ribu. Sedangkan yang biasanya dapat Rp 400 ribu saat ini hanya Rp 200 ribu. Penurunan-nya sekitar 50 persen,” jelasnya. (pra)