Berita Bekasi Nomor Satu

New Normal, Kasus Positif Naik

Illustrasi : Pengunjung menggunakan masker mendorong troli belanjaan di salah satu mal Kota Bekasi, belum lama ini. Protokol kesehata menjadi syarat yang harus diterapkan pengelola ketika dibukanya mal pada masa new normal. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.
Illustrasi : Pengunjung menggunakan masker mendorong troli belanjaan di salah satu mal Kota Bekasi, belum lama ini. Protokol kesehata menjadi syarat yang harus diterapkan pengelola ketika dibukanya mal pada masa new normal. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pembatasan kegiatan masyarakat dan ruang publik di Kabupaten Bekasi sudah dilonggarkan sejak awal Juni lalu sebagai upaya menuju tatanan normal baru (new normal). Perkantoran, pusat perbelanjaan maupun angkutan umum sudah beroperasi.

Namun, kasus positif Covid -19 masih tetap tinggi dan cenderung mengalami peningkatan. Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Kombespol Hendra Gunawan mengakui, saat ini terjadi cluster baru penyebaran virus Corona.

Pria yang juga Kapolres Metro Bekasi ini menuturkan, selama penerapan era new normal memang ada sedikit peningkatan yang berulang. Peningkatan yang pertama di empat perusahaan yang terjadi positif Covid-19. Kemudian yang kedua, dari petugas di dua rumah sakit. Tercatat ada lima petugas rumah sakit yang terpapar Covid-19.

“Memang kita ada sedikit peningkatan yang berulang. Sekarang sudah kita cluster dan akhirnya tidak ada penambahan di rumah sakit maupun perusahaan,” ujar pria yang juga sebagai Kapolres Metro Bekasi ini.

Dengan adanya peningkatan tersebut dirinya mengaku, kasus positif di Kabupaten Bekasi sebanyak 15 orang. Dimana usia rata-rata yang terpapar Covid-19 usia produktif antara 35 sampai 45 tahun, mengingat dinamikanya cukup padat dan mereka merasa sehat.

Kata Hendra, dari 15 orang yang terpapar, enam di rawat di rumah sakit. Dan sembilan di isolasi mandiri. Namun apabila dihitung secara keseluruhan kasus positif di Kabupaten Bekasi sebanyak 240 orang. Kemudian yang meninggal 20 orang, dengan usia rata-rata usianya 50 tahun keatas.

“Kalau dari keseluruhan kasus positif itu 240. Kemudian yang meninggal 20 orang. Kini di Kabupaten Bekasi kasus positif hanya ada 15 orang. Kita lihat persentasi kematian dibandingkan positif itu sangat kecil. 20 dibandingkan 240, sekitar 8 persen. Ini cukup baik menurut kami,” ucapnya.

Kendati demikian dirinya menegaskan, akan terus melakukan tracking dan screaning secara masif, agar mengetahui bahwa data yang ada bisa mewakili secara general atau tidak, mengenai laju positif di Kabupaten Bekasi. Sejauh ini dirinya mengatakan, sudah melakukan rapid test seperti di SGC, pasar lama, dan pasar Jababeka.

Selain itu Hendra membeberkan, sudah meluncurkan program “Mang Jaka” atau kepanjangan dari Masyarakat Yang Jaga Kampung. Diharapkan, dengan adanya strategi ini kasus positif terus menurun sampai akhirnya semua terbebas dari wabah Covid-19. Pasalnya “Mang Jaka” ini terdiri dari semua masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mohamad Nuh menegaskan, sektor kesehatan harus diperkuat. Dimana harus bisa menyembuhakan pasien yang terpapar Covid-19. “Kenaikan jumlah ini mesti diantisipasi, yang terpenting disektor kesehatan mesti diperkuat, supaya yang pertama kalau ada pasien syukur-syukur bisa sembuh,” ujarnya.

Dia mengaku, sejauh ini peningkatan kesembuhan pasien yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Bekasi tinggi. Sehingga dalam kesempatan ini, Nuh yang juga Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi ini menegaskan, tidak perlu kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Bupati dengan tim gugus tugas sudah menghitung. Menurut saya jangan balik dulu ke PSBB, asal protokoler covid diterapkan dengan semaksimal mungkin. Sesuai dengan aturan,” ungkapnya.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunus Miko Wahyono mengakui, jika saat ini terjadi peningkatan kasus Covid -19. Bahkan secara nasional, setiap harinya ada peninngkatan hingga 1000 pasien posiitif.

“Selama berkerumun, kemungkinan untuk tingkat penularan Covid-19 ini cukup berpotensi. Apalagi ada warga tak pakai atau melepas masker, makin besar sekali tingkat penularannya.” jelas dr Miko saat dihubungi Radar Bekasi, Minggu (28/6).

dr Miko mengungkapkan, pihaknya sangat menyayangkan masih ada krumunan masa yang tidak mengedapankan protokol kesehatan. “Saat situasi sekarang pemerintah atau aparat harusnya bisa menyediakan fasilitas protokol kesehatan, yakni tempat cuci tangan,” tegasnya.

Sementara itu di Kota Bekasi, total kasus positif Covid -19 mencapai 385 kasus. Sementara kondisi saat ini kasus positif mencapai 15 kasus. Kendati demikian, masyarakat diminta jangan lengah, tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Daryanto mengatakan, di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (ABK) setiap aktifitas dan kegiatan masyarakat perlu tetap kedepankan protokol kesehatan, mulai dari pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan tidak berkerumun.

“Ya, untuk saat ini kegiatan apapun memang harus selalu menerapkan protokol kesehatan. Dan ini, sampai kapan pun harus selalu dijaga dan dijalankan masyarakat. Termasuk pemerintah juga harus tetap berikan imbauan dan edukasi secara masif kepada masyarakat agar tetap bisa menjalani hal tersebut,” katanya.

Kota Bekasi, kata dia, ujung tombak berada di tingkat RW. Daryanto menegaskan, terkait dari tugasnya itu perangkat RW harus bisa bekerja maksimal dengan cara untuk mengimbau warganya secara masif agar selalu terapkan protokol kesehatan.

“Ini juga tentu peran Pemkot Bekasi untuk mendorong RW siaga bekerja sebagai ujung tombak, sebab dari tugas mereka yang paling berperan secara masif lakukan imbauan bagi warganya agar selalu tetap menaati protokol kesehatan demi terhindar dari bahaya penyebaran Covid-19,” tegasnya.

“Kalau bisa pasangin spanduk atau selebaran di tempat-tempat umum, terkait imbauan kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Adapun untuk di tempat umum, pemerintah dan aparat penegak hukum supaya tetap juga melakukan edukasi dan imbauan secara masif,” tambahnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan tempat-tempat yang rawan terjadi penularan Covid-19 dari orang ke orang adalah yang menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dalam waktu yang lama.

“Tempat yang sangat rawan dan memungkinkan terjadinya penularan, yaitu tempat dimana orang bertemu, berkumpul dengan waktu yang cukup lama. Misalnya di kantor,” kata Yurianto.

Oleh karena itu, dia mengingatkan agar pengelola kantor memperhatikan pengaturan tempat kerja dan waktu kerja karyawan agar protokol kesehatan jaga jarak bisa dilaksanakan. “Pastikan tetap menggunakan masker dengan benar walaupun di kantor,” kata Yurianto.

Selain perkantoran yakni pasar tradisional, Yurianto mengingatkan kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di daerah melakukan pengaturan operasional pasar agar semua pengunjung dan penjual bisa sama-sama menjalankan protokol kesehatan.

Selain itu tempat makan, khususnya di rumah makan daerah perkantoran, karena banyak dikunjungi oleh karyawan pada jam makan siang secara bersamaan. Yurianto meminta masyarakat harus mewaspadai hal tersebut dan sebisa mungkin agar tetap aman dan tidak tertular virus Corona baru tersebut.

Hal yang sebenarnya dikhawatirkan oleh Yurianto adalah di saat para pekerja tersebut pulang membawa virus dan bisa menularkan kepada anggota keluarga di rumah yang berisiko tinggi. “Ingat apabila yang aktif bekerja kemudian terinfeksi, pulang ke rumah, di tengah keluarga sangat mungkin kontak dengan anggota keluarga, dengan anak, saudara, orang tua yang akan sangat memungkinkan terjadinya penularan,” jelas Yurianto.

Menurutnya, tingginya penambahan kasus positif Covid-19 setiap harinya menggambarkan ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. “Artinya masih ada orang yang sakit, orang yang positif Covid-19, tapi tidak isolasi diri dengan baik. Masih ada kontak tracing yang dirawat belum bisa diperiksa di laboratoriumnya, dan belum bisa isolasi diri dengan baik. Masih ada kelompok rentan yang tertular karena tidak patuh menjaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak cuci tangan,” kata Yurianto. (pra/mhf/jpnn)

Tempat Rawan Penularan
• Kantor
• Rumah Sakit
• Tempat Makan
• Pasar Tradisional

Upaya Pemkab Bekasi
• Melakukan sosialisasi ke ,asyarakat lebih massif
• Tracking dan screning secara masif dibeberapa tempat konsentrasi masa.

Strategi Mang Jaka
• Membantu TNI dan Polri
• Sosialisasi ke masyarakat mematuhi protokol kesehatan
• Menempatkan petugas Mang Jaka di tempat keramaian

Kasus Covid -19

Kabupaten Bekasi
Positif : 246
Sembuh : 216
Dirawat : 4
Isolasi Mandiri : 6
Meninggal : 20
OTG : 1.478

Kota Bekasi
Meninggal dengan Penyakit Khusus : 186
Meninggal P+ : 34

Total Kasus ODP, PDP dan Terkonfirmasi : 6.409
Sembuh : 336
Meninggal : 34

Solverwp- WordPress Theme and Plugin