Berita Bekasi Nomor Satu

DPRD Soroti Penggunaan Dana Covid-19

Illustrasi : Sejumlah pekerja mengenakan masker menunggu jam buka pusat perbelanjaan Sentra Grosir Cikarang (SGC) Kabupaten Bekasi, Senin (29/6). Kapolri Jenderal Idham Azis mencabut maklumat larangan berkumpul guna mendukung pemerintah dalam penerapan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). ARIESANT/RADAR BEKAS
Illustrasi : Sejumlah pekerja mengenakan masker menunggu jam buka pusat perbelanjaan Sentra Grosir Cikarang (SGC) Kabupaten Bekasi, Senin (29/6). Kapolri Jenderal Idham Azis mencabut maklumat larangan berkumpul guna mendukung pemerintah dalam penerapan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). ARIESANT/RADAR BEKAS

RADARBEKASI.ID, BEKASI – DPRD Kabupaten Bekasi mengharapkan anggaran untuk percepatan penanganan pandemi Covid-19 bisa terserap secara maksimal.

Pasalnya, hingga saat ini anggaran yang telah disiapkan dan disepakati antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dengan DPRD sebesar Rp 240 miliar untuk menangani Covid-19, baru terserap sekitar Rp 110 miliar.

“Total anggarannya kan ada Rp 240 miliar. Itu yang disetujui oleh legislatif dan eksekutif. Dan berdasarkan hasil pembahasan, baru terserap Rp 110 miliar. Artinya, untuk anggaran Covid-19 belum terserap secara maksimal. Padahal kami berharap, anggaran yang sudah disepakati itu bisa dipergunakan untuk memaksimalkan penanganan Covid-19,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Rusdi Haryadi kepada Radar Bekasi, Minggu (5/7).

Ia juga menjelaskan, dari sejak anggaran Rp 240 miliar disetujui telah didistribusi ke beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Adapun untuk mitra kerja Komisi IV DPRD sendiri, lanjut Rusdi, ada tiga SKPD yang menjadi fokus dari refocusing Rp 250 miliar tersebut. Diantaranya RSUD, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial (Dinsos).

“Nah untuk RSUD Cabangbungin saja, belum ada progress dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 50 miliar. Sampai sekarang belum terserap penuh. Padahal dengan anggaran Rp 50 miliar itu, pertama Rumah Sakit itu sudah bisa beroperasi maksimal. Kemudian termasuk penyiapan SDM juga bisa terpenuhi. Sekitar dua minggu lalu kami ke lapangan, ternyata belum ada progress apa-apa,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Rusdi, mitra kerja Komisi IV yang kedua, yakni Dinsos. Hasil pembahasan dan penetapan komisi, dinas tersebut dialokasikan anggaran sebesar Rp 43 miliar. Tapi yang baru terserap Dinsos hanya Rp 30 miliar.

“Direncanakan, salah satunya untuk bantuan sosial (bansos) yang totalnya, kalau dijumlah secara akumulatif, kira- kira penerima manfaat dari dampak Covid-19 itu ada sekitar 484.000 orang. Artinya, itupun belum terserap secara maksimal,” beber Rusdi.

Tidak sampai disitu, penyerapan minim juga dialami Dinkes Kabupaten Bekasi. Dimana, ada beberapa prioritas yang mesti dilakukan, pertama berkenaan dengan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), lalu intensif tenaga medis Rp 200 ribu per hari di luar gaji pokok.

“Saya melihat dua hal ini , yakni pengadaan APD dan insentif tenaga medis juga kabarnya belum dibayarkan,” ucap Rusdi dengan nada kecewa.

Sedangkan Direktur RSUD Cabangbungin, Markenlly tidak menampikan belum terserapnya secara maksimal anggaran Covid-19 tersebut. Namun, bukan tanpa alasan, karena penyerapan sendiri haruslah disesuaikan dengan kebutuhan.

“Untuk menyerap semua anggaran yang dialokasikan sangat beresiko. Makanya kami hanya menyerap anggaran sesuai kebutuhan. Kami tidak mungkin menggunakan semua dana dari yang dianggarkan. Jadi gini, kami tidak mungkin menyerap semuanya, karena harus disesuaikan dengan keperluan dan situasi. Kalau ada anggaran lebih, kami kembalikan,” terangnya.

Markenlly memprediksi, untuk saat ini pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Karena diketahui, pemerintah daerah sudah menetapkan tahapan new normal hingga dua pekan ke depan.

“Tapi perlu juga diketahui, meski tahapan pandemi akan usai, bukan berarti virus Corona sudah hilang. Kami sekarang masih akan terus membenahi berbagai fasilitas kesehatan (faskes) RS Cabangbungin,” tandas Markenlly. (dan)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin