
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekitar tiga bulan siswa mengikuti kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari rumah melalui dalam jaringan (Daring). Aktivitas tersebut dianggap tidak efektif. Bahkan sebagian siswa mengaku lebih nyaman belajar tatap muka.
“Iya mas, lebih enak belajar tatap muka langsung, ketimbang online. Kalau langsung kita jadi paham materi yang disampaikan guru, kalau online kadang saya suka bingung. Belum lagi jaringannya terganggu,” kata Vira (16), siswa SMAN 2 Kota Bekasi, Selasa (7/7).
Tidak sesuai target pembelajaran juga diamini oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi. Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Yopik Roliyah mengaku teknis dan sistemnya belum sesuai dengan target. “Yang tidak sesuai target masih banyak salah satunya media pembelajaran, yang belum semua masyarakat mampu untuk menyediakan sarananya,” tuturnya.
Dia menegaskan, saat ini pihaknya meminta pihak sekolah mengoptimalkan penggunaan media daring, dalam kegiatan belajar mengajar. “Memang belum maksimal tapi akan terus kita perbaiki sistem pembelajaran secara onlinenya,” ungkapnya.
Kepala SDN Jatimekar II Kota Bekasi Ahmad Burhanudin mengaku, evaluasi belajar online sudah dilakukan setiap minggu. Dia menilai belajar online belum bisa maksimal sebab masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
“Kalo dikatakan maksimal mungkin belum, karena tidak semua peserta didik memiliki fasilitas pembelajaran yang sama. Namun kita pihak sekolah tetap mengoptimalkan agar kegiatan belajar secara online bisa tetap berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Sementara, Pengamat Pendidikan Tengku Imam Kobul menilai, tepat jika Disdik mengatakan sistem pembelajaran secara online belum sesuai target. Menurutnya, fasilitas sarana dan prasana sebagai media pendukung tidak diberikan dengan baik, sehingga tidak bisa dinilai tingkat pencapaiannya dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran yang tidak diseragamkan akan cukup berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa, sebab yang saat ini terjadi tidak ada keseragaman dalam metode pembelajaran secara online. Disdik dianggap tidak memfasilitasi metode pembelajaran secara seragam untuk masing-masing tingkat pendidikan yang ada di Kota Bekasi.
“Pembelajaran itu harus diseragamkan materinya, waktunya. Maka dari itu disdik seharusnya menyiapkan halaman website yang bisa diakses oleh masing-masing tingkat pendidikan agar bisa diseragamkan, jangan seperti ini metode nya beda-beda waktu dan materi pembelajarannya tidak sama. Bagaimana kita bisa melihat pencapaiannya,” tuturnya.
Seharusnya, kata dia, dibuatnya kurikulum daring yang sesuai dengan standarisasi pendidikan, setelah itu baru dibuatlah sistem pembelajannya. “Selama 3 bulan ini belum bisa dikatakan pembelajaran online, karena metodenya masih ada yang nulis dibuku terus difoto. berarti itu kan sifatnya masih manual yang beda setelah dikerjakan difoto terus dikirim udah gitu aja,” pungkasnya.(dew)











