
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kebutuhan alat untuk mendeteksi sebaran coronavirus disease-2019 (Covid-19) di Kota Bekasi kian menipis. Sementara, temuan kasus positif masih terjadi.
Dengan alasan itu, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kembali mengajukan pembelian alat rapid test dan swab, untuk menunjang pemeriksaan gratis, secara acak bagi warganya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya saat ini telah melakukan pemesanan kembali alat rapid test dan swab test untuk stok hingga akhir tahun atau Desember 2020 mendatang.
“Jadi, sejauh ini pemeriksaan rapid test kita sudah hampir 48ribu, dan ini kan sudah melebihi 1 persen dari standarisasi WHO, kalau 1 persen kan seharusnya 24ribu. Terus swab juga kita sudah hampir 20 ribu, nah sekarang ini stok kita menipis dan sedang kita pesan lagi,” ujar Rahmat Effendi, Kamis (16/7).
Ketika ditanya terkait jumlah pesanan alat rapid dan swab test, pria yang akrab disapa Pepen ini tidak bisa menjelaskan detailnya. Namun, dia hanya memperkirakan alat yang akan dipesannya itu diperuntukan hingga akhir tahun ini. “Ya kita pesan untuk sampai bulan Desember, nanti kita lihat saja berapa habisnya,” ucap Pepen.
Berkenaan dengan pembelian alat rapid test yang kini sudah tak disarankan oleh ahli untuk digunakan, karena dianggap tidak bisa menjadi acuan deteksi Covid-19, Wali Kota dua periode ini menegaskan, jika rapid test masih diperlukan. Penggunaan dikhususkan untuk pemeriksaan secara acak dengan jumlah yang besar.
“Rapid test perlu, terutama ketika kita melakukan pemeriksaan acak dengan jumlah besar masih efektif,” tegasnya.
Sementara saat ditanya mengenai anggaran yang dialokasilan untuk pemesanan alat deteksi Covid-19 tersebut, Pepen mengaku, kalau hal itu perlu dijelaskan langsung dinas terkait selaku pengguna dana anggaran. “Ini musti dijelaskan langsung,” tutupnya.
Disisi lain, berdasarkan informasi yang diterima dari seorang pegawai di bagian logistik Dinas Kesehatan (Dinkes) mengaku alat rapid test dan swab test yang sedang dipesan di angka ribuan hingga puluhan ribu. Informasi yang diterima pemesanan alat rapid test mencapai 75 ribu pack, sedangkan swab test 7500 pack.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi mengaku, pihaknya tak permasalahkan terkait pemesanan itu. Bahkan, kata dia, langkah itu merupakan bagian dari antisipasi Dinkes Kota Bekasi terhadap penyebaran Covid-19 dan upaya meringankan masyarakat di wilayahnya. Termasuk, mengenai pemesanan rapid test yang dinilai perlu, sesuai kebijakan daerahnya.
“Kalau mengenai pemesanan alat-alat ini saya kira perlu, kan bagian antisipasi dari Pemkot menangani penyebaran Covid-19. Dan untuk rapid test sendiri, kalau dibilang itu tak diperlukan lagi oleh ahli ya biar saja selama memang kebijakan dari Pemkot perlu, sah-sah saja. Intinya, itu tergantung kebijakan dinas yang lebih tahu kondisinya,” tandasnya. (mhf)











