Berita Bekasi Nomor Satu

Belajar Sidang PBB

Rebekka Ulina Sihombing
Rebekka Ulina Sihombing

Radarbekasi.id – Rebekka Ulina Sihombing (21) merupakan mahasiswa semester 6 Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Selama kuliah, remaja asal Bekasi ini kerap kali mengikuti kegiatan Model United Nations (MUN).

MUN merupakan kegiatan simulasi sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memiliki peran untuk memberikan pengalaman rapat, diplomasi dan bernegosiasi atas suatu topik atau masalah-kemanusiaan, ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya-yang ada di dunia bagi pelajar dari berbagai negara.

Bekka-begitu ia kerap disapa-menceritakan tentang awal ketertarikannya kepada MUN dan bagaimana akhirnya dirinya memutuskan untuk selalu ikut serta dalam kegiatan tersebut.

“Awalnya sih cuma dari rasa penasaran aku tentang apa itu MUN, karena memang kegiatan ini cukup populer diikuti sama teman-teman dan kakak tingkat aku yang ada di kampus. Dari rasa penasaran itu akhirnya aku coba untuk ikut dan mulai dapet kesenangannya ketika tahu banyak orang-orang di luar sana yang juga ikut kegiatan ini, mereka punya pemikiran yang bagus dan skill berdiplomasi yang oke,” ungkapnya kepada Radar Bekasi melalui sambungan telepon, Kamis (16/7) lalu.

Hingga sebelum akhirnya wabah Covid-19 menjalar ke banyak negara di belahan dunia dan menjadi penghambat masyarakat untuk melakukan kegiatan tatap muka, setidaknya sudah ada sepuluh kegiatan MUN yang diikuti oleh remaja kelahiran Manado ini.

Dari kurang lebih sepuluh kegiatan MUN yang telah dirinya ikuti itu, berbagai macam posisi dalam kegiatan tersebut sudah pernah Bekka perankan. Antara lain menjadi delegasi, ketua komite hingga wakil ketua majelis umum di kegiatan WFUNA International MUN di Amerika Serikat.

Mahasiswi yang memiliki hobi travelling ini merasakan banyak manfaat yang dirinya dapatkan setelah sering ikut serta dalam kegiatan MUN.

“Aku dapet banyak manfaat dari ikut kegiatan ini, dari ngelatih cara berinteraksi dengan bahasa inggris, cara berbicara di depan banyak orang, riset-riset dan pemberkasan bahan diskusi berbahasa inggris, koneksi baru dengan banyak orang, yang paling penting itu membuka wawasan aku tentang banyaknya sudut pandang pemikiran atas suatu masalah dan bagaimana bernegosiasi agar dapet solusi yang terbaik untuk masalah tersebut,” pungkasnya.

Bekka yang pada Februari 2020 lalu berkesempatan menyelesaikan magang di Kedutaan Besar Republik Indonedia (KBRI) untuk Singapura, saat ini sedang fokus dalam proses pengerjaan tugas skripsinya agar bisa lulus dan segera menerapkan ilmu yang telah ia dapat selama berkuliah. (Mg1)