Berita Bekasi Nomor Satu

Sekolah Harus Kerja Sama dengan Rumah Sakit

KBM
PANTAU KESIAPAN: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, saat memantau kesiapan KBM secara tatap muka di Nassa School, Selasa (21/7). Sekolah harus memenuhi syarat wajib sebelum melaksanakan KBM secara tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru di Kota Bekasi.Ist
KBM
PANTAU KESIAPAN: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, saat memantau kesiapan KBM secara tatap muka di Nassa School, Selasa (21/7). Sekolah harus memenuhi syarat wajib sebelum melaksanakan KBM secara tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru di Kota Bekasi.Ist

Radarbekasi.id – Sekolah harus memenuhi syarat wajib sebelum melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru di Kota Bekasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, syarat terpenting bagi sekolah yang akan melaksanakan sistem pembelajaran tatap muka ialah harus bekerja sama dengan rumah sakit atau puskesmas terdekat agar bila terjadi klaster baru dapat segera ditangani oleh tenaga medis.

Lanjut Rahmat, melalui standarisasi dan proses penanganan yang cepat, maka sistem pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan dengan baik oleh satuan pendidikan.
“Proses pembelajaran tatap muka sekolah harus bekerja sama dengan rumah sakit atau puskesmas terdekat, jadi kalau ada klaster baru yasudah kita rawat dengan proses yang aman,” ujar Rahmat.

Hal itu dikatakan Rahmat saat memantau kesiapan KBM secara tatap muka di Nassa School, Selasa (21/7). Selain menerapkan protokol kesehatan, kesiapan pemahaman guru terhadap pandemi Covid-19 menjadi hal sangat penting. Rahmat menyatakan, manajemen Nassa School sudah melakukan persiapakan pelaksanaan KBM secara tatap muka.

“Saya lihat dari beberapa aspek, syarat protokol kesehatan termasuk kesiapan gurunya itu sudah memenuhi standarisasi,” katanya.

Ia menegaskan, KBM secara tatap muka dapat dilaksanakan tergantung dari kesiapan manajemen. Pemerintah dalam hal ini hanya mengantisipasi bagi sekolah yang tidak memenuhi syarat agar tidak melakukan KBM secara tetap muka terlebih dahulu.
“Jika belum bisa memenuhi itu, kita sarankan untuk tidak dahulu melaksanakan sistem pembelajaran tatap muka,” pungkasnya.

Sekolah swasta di Kecamatan Pondok Melati itu telah melakukan persiapan dari segi ruangan, meja belajar, tempat cuci tangan, penyanitasi tangan, dan penjemputan untuk siswa yang hendak sekolah.

“Sekolah ini akan menjadi role model di kecamatan Pondok Melati yang ingin juga membuka KBM secara tatap muka,” tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Direktur Nassa School Noha Febtriani mengatakan, Nassa School telah membuat Standar Operasional Prosedur (SOPP) pembelajaran secara tatap muka di sekolah pada masa adaptasi kebiasaan baru. Mulai dari SOP kedatangan siswa, kegiatan belajar mengajar sistem ganjil genap, beristirahat, salat serta kepulangan siswa.

“Kita sudah membuat beberapa SOP kegiatan siswa selama di sekolah. Jadi ketika kita sudah diizinkan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka, kita sudah siap semuanya,” ungkapnya.

Sekolah yang memiliki 400 siswa tingkat SD dan 150 siswa tingkat SMP ini telah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Helsa Jatirahayu dan Puskesmas Jatirahayu. Noha memastikan, kesiapan kelas dan sumber daya manusia dalam KBM secara tatap muka.

“Kita sudah siap, hanya tinggal memperbaiki hal-hal kecil yang memang menjadi masukan kami dalam melaksanakan proses pembelajaran tatap muka,” pungkasnya. (dew/oke)

Protokol Kesehatan di Sekolah

  1. Melakukan screening fisik
  2. Tiap rombel dibagi dua shift, setiap kelas maksimal 20 siswa
  3. Jam pelajaran di bagi dua sesuai jumlah jam berdasarkan aturan kurikulum yang berlaku
  4. Durasi tiap jam mata pelajaran maksimal 30 menit
  5. Pengaturan posisi duduk di ruang kelas dan ruang guru minimal berjarak 1 meter

Solverwp- WordPress Theme and Plugin