Radarbekasi.id – Dinas Pendidikan Kota Bekasi masih menerima berkas usulan calon penerima beasiswa dari sekolah maupun perguruan tinggi hingga Kamis, (23/7). Padahal, sesuai jadwal tahap itu sudah berakhir pada 22 Juli, sejak dibuka 16 Juli 2020 lalu.
Kepala Seksi Program Bantuan dan Kerja Sama Disdik Kota Bekasi Sayadih mengatakan, berkas usulan calon penerima beasiswa baru diterima Disdik dari sekolah. Diakui, hal ini mengakibatkan verifikasi terlambat.
“Data sampai saat ini baru pada masuk, sekolah agak cukup lama memberikan data kepada kami. Jadi proses verifikasi pun agak sedikit lambat,” ujar Sayadih kepada Radar Bekasi, kemarin.
Berdasarkan data yang dihimpun Disdik Kota Bekasi, pemerintah menyediakan kuota beasiswa 918 penerima dengan anggaran Rp 2,5 miliar. Untuk jenjang SD/MI sebanyak 313 penerima dengan beasiswa Rp 150 ribu per orang.
SMP/Tsanawiyah sebanyak 254 penerima dengan beasiswa Rp 200 ribu per orang. SMA/Aliyah sebanyak 118 penerima dengan beasiswa Rp 250 ribu per orang. Sedangkan perguruan tinggi sebanyak 115 penerima dengan beasiswa Rp 2,5 juta per orang.
Rencananya, kata Sayadih verifikasi berkas baru akan dilakukan pada Jumat (24/7) hari ini. Ia belum dapat menyampaikan jumlah berkas usulan yang sudah masuk.
“Kita belum bisa memberikan datanya karena masih menunggu sampai tahap proses verifikasi akan dimulai,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IV Heri Santoso menyampaikan, terdapat 1.200 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bekasi yang mengajukan beasiswa. Menurutnya, jumlah itu akan terus bertambah lantaran adanya kelonggaran pengumpulan berkas.
“Disdik kan memberikan kelonggaran waktu untuk pengumpulan data sampai dengan proses verifikasi dimulai. Jadi kita juga masih menunggu data yang masuk hingga sore hari ini (kemarin,Red),” katanya.
Menurutnya, banyak mahasiswa yang antuasias dalam program ini. Namun mereka terhambat dengan salah satu persyaratan, yaitu Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
“Jika diberikan program beasiswa, semua tentu semua mau, karena hampir semua mahasiswa terdampak covid-19. Mereka yang ingin ikut program ini terhambat dengan syarat SKTM itu,” pungkasnya. (dew)