Berita Bekasi Nomor Satu

Sekolah Tahfidz Yarqi Kembangkan Metode Pembelajaran Tematik

Sekolah-Tahfidz-Yarqi
PRODUKSI FILM: Guru, staff, dan siswa SD Tahfidz Yarqi melakukan proses pembuatan film pendek.Dewi Wardah/Radar Bekasi
Sekolah-Tahfidz-Yarqi
PRODUKSI FILM: Guru, staff, dan siswa SD Tahfidz Yarqi melakukan proses pembuatan film pendek.Dewi Wardah/Radar Bekasi

Radarbekasi.id – Sekolah Tahfidz Yarqi mengembangkan metode pembelajaran tematik untuk kelas 1-6 SD. Metode itu terinspirasi dari kesulitan guru membuat bahan ajar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring dari rumah, sehingga para orangtua mengeluh lantaran anaknya mendapatkan tugas yang banyak.

Pengembangan Pendidikan IT SD Tahfidz Yarqi Ja’far Muhammad menyampaikan, pihaknya membuat sebuah series adapted from tematik yang dikemas dalam film pendek. Di dalamnya terdapat terdapat materi-materi pembelajaran.

Metode itu sebagai jawaban atas keluhan para orangtua siswa lantaran banyaknya tugas dari pihak sekolah yang diterima oleh anaknya saat PJJ daring dari rumah. Sementara tenaga pendidik kesulitan mengembangkan bahan ajar yang menarik.

“Ini sebenarnya berawal dari keluhan orangtua yang merasa keberatan dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh pihak sekolah. Sementara guru cukup kesusahan untuk membuat bahan ajar di masa pandemi ini,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (29/7).

Dalam satu minggunya, pihak sekolah di wilayah kecamatan Mustika Jaya itu memproduksi 1 film pendek untuk masing-masing kelas. Sampai saat ini hampir 11 film pendek diproduksi dengan dua subtema pembahasan bagi siswa kelas 1-6 SD.

Pembuatan film pendek yang melibatkan guru serta staf ini dibuat sesederhana mungkin dengan durasi kurang lebih 5 menit. “Durasinya gak kita panjangin biar siswa ngelihatnya juga gak bosan,” ujarnya.

Adapun aktor dalam film pendek itu merupakan para siswa di masing-masing kelas yang telah mendapatkan persetujuan orangtuanya. Mereka terlebih dahulu mengikuti audisi terbuka.

“Kita sebelumnya membuka open casting dan banyak dari siswa kami yang antusias untuk menjadi salah satu aktornya,” katanya.

Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kendala produksi film pendek tersebut. Namun, kendala itu justru menjadi motivasi bagi sekolah untuk tetap bisa memberikan pembelajaran yang terbaik bagi para siswa.

“Kendala pasti ada, tapi itu yang menjadi tantangan kami. Yang terpenting siswa mendapatkan bahan ajar yang menarik dan mudah untuk diserap. Bukan lagi disugukan dengan banyaknya hafalan dan tugas-tugas sekolah,” tuturnya.

Film pendek yang diproduksi diputar sebagai materi pembelajaran siswa pada saat PJJ secara daring dari rumah. Setelah ditonton, setiap guru mata pelajaran akan melakukan evaluasi.

“Jadi di-terakhir setiap pemutaran film nanti ada evaluasi, guru akan menanyakan sampai mana pemahaman siswa dalam melihat film ini,” katanya.

Sebelum mengembangkan metode ini, peserta didik hanya diminta hafalan maupun mendengarkan materi presentasi dari guru. Hal itu akhirnya membuat peserta didik mudah jenuh dan bosan selama mengikuti PJJ secara daring dari rumah.

“Dalam sistem pembelajaran baru ini kita ingin membuat siswa merasa senang dan semangat untuk melihat film yang kita garap tanpa mereka sadari bahwa dalam film tersebut merupakan bahan-bahan ajar yang harus mereka pahami,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin