Berita Bekasi Nomor Satu

Idul Adha, Kemanusiaan dan Restrukturisasi Ekonomi

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (Q.S Al-Kautsar 1-3)

Setiap tahun umat Islam merayakan momentum hari besar Islam yang memiliki sejarah panjang tentang peradabannya (Islam) dan mengandung ajaran ketakwaan, kemanusiaan dan perjuangan. Diantaranya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Biasa dikenal sebagai “Hari Raya Haji’’ atau ’’Hari Raya Kurban”.

Umat Islam yang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah. Mengenakan pakaian ihram. Serba putih tanpa jahitan. Yang melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup. Tatanan nilai egaliter. Semua sederajat. Sama-sama menuju Allah SWT.

Disebut Idul Kurban sebagai napak tilas peristiwa penyembelihan Ismail, putra Ibrahim untuk menjalankan perintah Allah SWT sebagai pertanda ketaatan dan kesabaran. Namun atas izin Allah SWT penyembelihan terhadap Ismail digantikan dengan seekor domba jantan. Sejak saat itulah, setiap tahunnya umat muslim di seluruh dunia diperintahkan menyembelih hewan kurban (domba, sapi, kerbau atau unta) yang dilakukan mulai 10 Dzulhijjah hingga tiga hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Keikhlasan Ibrahim dalam peristiwa ini diganjar oleh Allah dengan gelar Khalilullah (Kekasih Allah).

Semua pengorban yang dilakukan Ibrahim hanya demi mencapai kecintaannya kepada Allah SWT. Patut dicontoh dan diamalkan untuk meningkatkan keimanan dan katqwaan kepada sang Maha Pencipta.

Ajaran-ajaran dan sejarah Ibrahim beserta keluarganya ini menjadi warisan peradaban Islam. Menjadi rangkaian sakral ibadah haji dan penyembelihan hewan qurban sebagai peringkatan tanda keikhlasan dan ketaatan atas perintah Allah SWT oleh umat Islam hingga kini.

Peringatan Idul Adha tahun 1441 H – 2020 M ini mari jadikan sebagai momentum peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan menauladani kisah kehidupan Ibrahim dan keluarganya dengan merefleksikan rasa solidaritas antar sesama, meleburkan status sosial demi keberlangsungan hidup bermasyarakat. Mengingat kita masih dihadapkan pandemi Covid-19 yang melululantahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama aspek ekonomi.

Banyak aktivitas perekonomian yang berhenti sementra. Bahkan, tidak sedikit yang berhenti total. Banyak pengurangan karyawan atau pemutusan kontrak kerja.

Tentu hal ini menjadi tantangan negara untuk dapat merestrukturisasi ekonomi di tengah keberlangsungan hajat orang banyak. Menata ulang kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap roda perekonomian untuk bisa menstabilisasi kembali. Agar roda perekonomian lembaga swasta dan individu-individu masyarakat dapat kembali normal.

Pemerintah harus fokus menangani stabilasi perekonomian masyarakat khususnya UMKM atau usaha menengah kebawah yang terdampak Covid-19. Peran dan fungsi pemerintah sangat amat dibutuhkan bagi mereka untuk menormalkan kembali pendapatan dan aktivitas perekonomiannya. Dengan berbagai program restukturalisasi ekonomi melalui kebijakan pemerintah. Keberlangsungan solidaritas untuk kemanusiaan dan bergerak bersama menjalankan trias pemerintah (pemerintah, swasta dan masyarakat) demi pemulihan perekonomian umat menjadi suatu keniscayaan.

Di sisi lain, tiap pelaksanaan ibadah kurban dengan penyembelihan hewan kurban, khususnya di era pandemi Covid-19, baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak positif terhadap perputaran roda perekonomian.  Terjadinya perputaran uang dan pelibatan peternak dan pekerja semasa penjualan hewan qurban. Kebutuhan hewan kurban yang cukup besar tersebut tentunya harus didukung dengan penyediaan hewan kurban oleh peternak. Peluang inilah yang saat ini telah mulai digarap oleh peternak secara mandiri maupun yang diinisiasi oleh beberapa lembaga zakat di Indonesia.

 

Lembaga-lembaga zakat berupaya melaksanakan program yang bermuara pada satu rantai lingkaran distribusi hewan kurban. Pelaksanaan program tersebut diupayakan dapat mendorong sisi fundraising maupun sisi penyalurannya dana ZIS (Zakat, Infaq, Sodaqah)-nya dalam satu program sekaligus.

 

Di sisi fundraising lembaga zakat menerima donasi dan penyaluran hewan kurban dari para pekurban. Sedangkan di sisi penyaluran dana ZIS, lembaga zakat melaksanakan program penyaluran ZIS produktif.

Melalui program penyaluran ZIS produktif, lembaga zakat berupaya melakukan pemberdayaan mustahik. Salah satunya dengan mendorong dan melakukan pembinaan serta pendampingan bagi mustahik untuk memelihara hewan ternak yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban.

Di satu sisi lembaga zakat dapat melaksanakan program penyaluran dana ZIS-nya melalui pemberdayaan mustahik. Dan disisi lainnya, lembaga zakat akan memiliki stok kebutuhan hewan kurban, yang diperlukan pada saat pelaksanaan ibadah kurban yang dipercayakan oleh pekurban kepadanya.

Dengan pola seperti ini, ibadah kurban selain memiliki dimensi peningkatan ketakwaan secara individual bagi seorang muslim, menunjukkan kepedulian sosial terhadap sesama manusia dan juga tentunya akan memiliki dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan umat.

Dengan pengelolaan yang baik atas rantai distribusi kebutuhan hewan kurban diharapkan akan mampu menjadi salah satu roda penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Yang pada akhirnya bersama-sama dengan instrumen ekonomi Islam yang lain akan membentuk kemandirian ekonomi umat, khususnya dan perekonomian negara pada umumnya.

Terakhir, harapan bersama agar pandemi Covid-19 agar bisa berlalu dan pemulihan ekonomi umat dengan berbagai stretegi pemerintah dalm menanggulanginya bisa berbuah postif bagi perekonomian umat.

Selamat memperingati Idul Adha 1441 H dan selamat berqurban. Semoga bagi yang melaksanakan ibadah haji (terbatas) menjadi haji yang mabrur  dan bagi yang menjalankan ibadah qurban diterima Allah SWT. Mudah-mudahan saudara sebangsa dan seiman yang belum berkesempatan ibadah haji dan berqurban semoga Allah SWT ridhoi di tahun-tahun selanjutnya. Amiiin. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin