Berita Bekasi Nomor Satu

Mahasiswa UNDIP Ajarkan Masyarakat Cara Uji Formalin dan Boraks

PELATIHAN : Mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro memberikan sosialisasi dan pelatihan cara identifikasi boraks dan formalin. IST/RADARBEKASI.ID

BEKASI SELATAN, RADARBEKASI.ID –  Kemajuan teknologi pangan khususnya dalam produksi makanan kemasan dan hidangan cepat saji biasanya menambahkan berbagai zat aditif kedalamnya. Hal ini menyebabkan kandungan bahan pengawet sintetis dalam makanan semakin merajalela di pasaran.

Bukan hanya pemakaian pengawet formalin, tetapi juga boraks dan bahan kimia lainnya banyak dijumpai pada makanan. Bahkan jajanan anak-anak sekolah pun saat ini sudah terkontaminasi bahan-bahan tersebut.

Demikian hal ini disampaikan Henita, Mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro.

Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dirinya pun mengadakan sosialisasi dan pelatihan mengenai cara identifikasi boraks dan formalin pada makanan pasar secara sederhana di Griya Asri Sentosa Desa Pasirangin Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada tanggal 4 – 6 Agustus 2020 dengan melibatkan warga sekitar.

Bahan-bahan yang digunakan pun sangat sederhana dan mudah didapat. Sehingga masyarakat umum pun dapat melakukan tes tersebut secara mandiri.

Kandungan formalin dalam sampel makanan dapat diuji secara sederhana menggunakan getah pepaya, sedangkan kandungan boraks dapat diuji menggunakan kunyit. Kandungan kurkumin di dalam kunyit mengandung bahan khusus yang dapat mendeteksi kandungan boraks dalam makanan.

Selain itu kurkumin dalam kunyit juga aman jika tertelan oleh manusia, karena bahan alami dan bermanfaat bagi tubuh. Dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan rumah, kita dapat membuat tes sederhana kandungan formalin dan boraks pada berbagai macam sampel makanan. Pada kesempatan kali ini, sampel makanan yang digunakan ialah bakso, tahu, dan mie basah.

Mula-mula, untuk uji formalin disiapkan getah papaya yang sudah dimasukkan ke dalam botol vial, kemudian sampel yang sudah dihaluskan dicampurkan dengan air. Setelah itu air sampel tadi dimasukan ke dalam botol vial yang sudah berisi getah papaya, kocok dan amati. Apabila hasilnya menggumpal maka sampel makanan tersebut positif mengandung formalin.

Sedangkan untuk uji boraks pada sampel makanan, mula-mula kunyit ditumbuk halus. Setelah halus, tumbukan kunyit dicampur dengan air lalu disaring di dalam wadah. Kemudian kertas saring berabu dan tusuk gigi dicelupkan ke dalam wadah yang berisi air kunyit tadi dan dibolak balik hingga semua permukaannya rata dengan air kunyit, kemudian kertas saring dan tusuk gigi ditata rapi di atas papan dan dikeringkan di bawah terik sinar matahari.

Saat kering maka kertas tes dengan kunyit ini siap digunakan. Untuk menguji makanan yang diperkirakan mengandung boraks, kertas ini bisa langsung digunakan. Caranya, makanan yang dicurigai dibikin ekstrak terlebih dahulu.

Air ekstrak makanan inilah yang kemudian diteteskan pada kertas test tadi. Jika warnanya merah maka sampel makanan tersebut positif mengandung boraks. Semakin merah warnanya maka semakin tinggi pula kandungan boraksnya. Hal ini dikarenakan kurkumin yang terdapat pada kunyit dapat bereaksi dengan asam borat yang menghasilkan senyawa kompleks rososianin yang berwarna merah.

Seorang warga, Nurhayatun (48) mengaku program ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu rumah tangga karena metode pengujian yang diajarkan sangat sederhana dan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemui di lingkungan rumah. Sehingga metode ini sangat efektif untuk diaplikasikan. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi. Selain itu dengan adanya pelatihan ini masyarakat pun bisa mempraktekannya secara mandiri di rumah masing-masing.

Henita pun berharap akan terus melakukan uji coba dan sosialisasi di beberapa tempat lainnya nanti, salah satunya di Bekasi. Tujuan dari uji coba ini ialah agar masyarakat terutama para ibu rumah tangga dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap kesehatan makanan.(tim)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin