Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kabupaten Minim Alat dan SDM

CAPTION DETEKSI COVID-19 : Petugas medis melakukan swab test di Pasar Tambun, beberapa waktu lalu. Swab Test masih menjadi alat deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. ARIESANT/RADAR BEKASI

DETEKSI COVID-19 : Petugas medis melakukan swab test di Pasar Tambun, beberapa waktu lalu. Swab Test masih menjadi alat deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sementara itu, kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Bekasi. Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Supriadinata menyatakan, permintaan pasien untuk tes swab di 44 kecamatan mengalami peningkatan. Bahkan dalam sehari mencapai 1.000 sampel swab.

“Sekarang kami mempunya empat unit alat pendeteksi di lab. Kita akui memang ada peningkatan (jumlah hasil tes swab), karena di tengah peningkatan ini (klaster perusahaan.red), Dinkes tengah menjalankan program 7.000 swab masif di tiap puskesmas,” katanya, Selasa (1/9).

Supriadinata mengakui swab massal ditambah dengan adanya klaster sudah mendorong masyarakat untuk melakukan tes swab. Bisa jadi, karena warga masyarakat sedang dalam kondisi panik, lantaran munculnya klaster baru pada perusahaan di sejumlah kawasan di Kabupaten Bekasi.

Maka, hal itu pun berdampak pada pembludakan di laboratorium, sehingga petugas Labkesda kewalahan. Dia menjelaskan , proses pemeriksaan swab itu ada dua langkah, yakni dengan pengambilan sampel lendir nasofaring dan orofaring dan pemeriksaan sampel melalui mesin di laboratorium.

“Nah yang antri itu adalah sampel yang sudah kita ambil untuk masuk ke mesin pemeriksaan di laboratorium. Saat ini, hasil pengujian terus untuk ruangan bapelkes penuh. Hasil dari tes swab masal juga banyak yang positif,” bebernya.

Selain menambah dua alat, lanjut Supriadinata, Labkesda juga menambah 12 tenaga ahli analis. Karena, seiring dengan penambahan alat, maka tenaga medis pun terjadi penambahan.

Supriadinata mengakui keterbatasna alat uji lab hasil swab dan SDM. Namun, pertimbangan menambah alat belum dilakukan lantaran minimnya SDM yang mumpuni untuk bisa ditempatkan pada laboratorium.

“Memang kekurangan, tapi dalam artian disesuaikan dengan SDM. Karena kita akan kewalahan juga bila ada penambahan alat bila SDM nya masih lemah. Data sekarang, jumlah alat swab dan jumlah sasaran masih ada di posisi peningkatan. Per hari, antrian 450 sampai 500 selama 24 jam. Sekarang saya, sampai sore pukul 17.00 WIB baru dapat 300 sampel hasil dari empat alat yang ada,” bebernya.

Ia menambahkan, per satu alat uji laboratorium swab, untuk 24 jam di kali tiga sif diperlukan 12 tenaga ahli, dari mulai dokter penanggung jawab anatomi patologi hingga analis. “Kitapun, menambah 12 analis dari karena ada penambahan alat. Yang asalnya dua menjadi empat. Memang, perlu ada tambahan SDM dan penambahan alat,” tukasnya. (dan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin