Berita Bekasi Nomor Satu

Tenaga Kesehatan Kewalahan

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Peningkatan penyebaran kasus Covid-19 di Bekasi dirasakan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit (RS) sejak dua bulan terakhir. Bahkan, sejumlah Nakes mengaku kewalahan dengan banyaknya pasien positif virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

Salah satu perawat di RS swasta, Wildan Fathurrahman mengakui selama dua bulan terakhir setiap hari ada saja pasen Covid-19 yang datang. Untuk itu, kemampuan Nakes saat ini sangat bergantung pada kesiapan masing-masing RS. Meskipun dengan peningkatan jumlah kasus yang terjadi, ia mengaku di RS tempatnya bekerja masih dalam situasi terkendali.”Jadi kalau ditanya terasa atau tidak, sangat terasa terutama dua bulan ini,” katanya, Rabu (9/9).

Konsep yang ideal untuk menghadapi situasi ini kata Wildan, yakni disiapkan mulai dari RS rujukan maupun RS khusus penanganan Covid-19, hingga disiapkannya ruang isolasi mandiri. Ruang isolasi mandiri khusus kasus OTG ini dinilai dapat menekan angka penyebaran terhadap keluarga maupun lingkungan sekitar tempat tinggal.

Ia mencatat beberapa daerah telah menggunakan stadion hingga wisma yang ada, untuk dijadikan tempat khusus isolasi mandiri, tidak lantas dipulangkan ke rumah masing-masing. “Sangat setuju (difungsikan RS darurat sebagai tempat isolasi mandiri), yang penting mekanismenya terbuka, terus akses masyarakat ke sana mudah. Dan perlu disiapkan juga SOP yang jelas, sehingga peran dan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan,” tandasnya.

Ya, Pemerintah Kota Bekasi segera memfungsikan RS darurat di Stadion Patriot Candrabhaga. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyebutkan beberapa hal perlu dipersiapkan untuk RS darurat. Diantaranya dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn), serta dokter umum.

Selain Hepa Filter yang ditarget rampung pekan depan, kebutuhan lainnya yakni tenaga paramedis atau perawat, dan tenaga administrasi. RS darurat ini ditegaskan untuk kasus positif tanpa gejala (OTG), pihaknya mewaspadai jika situasi kian memburuk.”Semoga sebelum akhir bulan ini sudah bisa digunakan. Ada beberapa dokter di rumah sakit yang kita ajak kerjasama,” katanya.

Penyebaran Covid-19 diakui tidak bisa diprediksi, seperti dewasa ini secara mendadak terjadi perburukan. Saat ini total tempat tidur yang siap untuk digunakan sebanyak 55 tempat tidur, dari 100 tempat tidur yang ditargetkan.

Waktu dekat ini, pihaknya mendalami peningkatan penyebaran kasus, memastikan kasus positif tanpa gejala telah menjalani isolasi mandiri dengan baik atau tidak. Hingga munculnya 196 klaster keluarga, memungkinkan bahwa isolasi mandiri yang dilakukan tidak berjalan efektif. Dua faktor yang diduga kuat melatar belakangi peningkatan kasus pada klaster keluarga ini adalah perilaku dan fasilitas isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Apakah sarana dan prasarananya kurang (memadai) ?, Dalam arti dia kamar mandi untuk semuanya (anggota keluarga), padahal di kamar mandi itu kita gosok gigi, sabun, bersama-sama,” terangnya.

Meskipun menggunakan masker dengan baik, barang yang disentuh bersama-sama ini tidak menutup kemungkinan terjadi penyebaran kasus. Selain itu, ventilasi rumah warga juga dinilai berpengaruh, lantaran penyebaran kasus Covid-19 melalui airborne, jika tidak dilengkapi dengan ventilasi yang memadai.

Saat ini Dinkes tengah menyiapkan regulasi yang akan digunakan untuk memfungsikan RS darurat. Situasi pandemi selama enam bulan terakhir ini seharusnya dinilai telah membentuk budaya masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan. Jika protokol kesehatan ini tetap ditaati oleh masyarakat maka dalam situasi apapun seharusnya menekan angka penyebaran.

“Nah itu bisa diantisipasi kalau kita standar protokol kesehatannya dimanapun berada diterapkan,” tegas Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Catatan kasus sejak awal pandemi hingga saat ini yang terjadi di wilayah Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, sebanyak 101 kasus terjadi lantaran jumlah penduduk di wilayah tersebut terbilang padat. Selain itu, wilayah tersebut secara geografis mendorong interaksi warga sekitar dengan wilayah DKI Jakarta sangat dekat.

Catatan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bekasi sejak Maret lalu hingga saat ini mencapai 2.072 kasus dengan angka kesembuhan mencapai 1.746 kasus. Saat ini masih ada 254 kasus aktif dalam perawatan dan isolasi mandiri, serta 25 klaster keluarga aktif. Angka ini dinilai sangat menghawatirkan dengan angka Positivity Rate 10,4 persen, sementara Rate Of Transmission (RT) atau rasio penularan 1,55. (Sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin