RADARBEKASI.ID, BEKASI – Memasuki musim penghujan warga Bekasi diminta lebih waspada. Selain wilayah yang rawan banjir, ancaman klaster Covid-19 di musim penghujan akan rentan. Karena masyarakat akan lebih banyak beraktivitas di dalam gedung. Ditambah, tingginya pergerakan masyarakat di saat musim penghujan nanti.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) bidang Epidemiologi, Tri Yunus Miko Wahyono mengakui bahwa klaster Covid-19 penghujan akan menjadi masalah baru. Terlebih, pengendalian Covid-19 yang saat ini belum menunjukan hasil yang memuaskan.
Potensi klaster Covid-19 sendiri, pertama dilihat dari karakteristik virus yang bisa bertahan selama 48 jam di suhu tertentu. penyebarannya pun akan berdampak patal bila kondisi tubuh sedang tidak dalam kondisi prima.
“Karakter covid di musim penghujan, rentan. Pertama bahwa virus covid mati dalam waktu 48 jam itu di suhu 20 sampai 38 drajat. Karakternya tidak akan berubah dengan dua musim di Indonesia karena suhu Indonesia seperti itu,” jelasnya, Rabu (16/9).
Sekarang pada musim hujan, lanjut Miko, akan lebih banyak kerumunan dalam gedung. Jadi, secara garis besar berkerumun dalam gedung, sedangkan aktivitas di luar dilakukan sebelumnya. “Maka jelas, penularannya pasti di dalam gedung. Jadi, saya melihat bahwa sangat memungkinkan adanya klaster penghujan di dalam gedung,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor, Abdul Muthalib mengatakan kondisi curah hujan di wilayah Bekasi sudah mulai terjadi. Hal itu dilihat dari suhu dan iklim yang sudah mengarah pada musim penghujan.
“Prediksi kita, untuk Bekasi di bulan Oktober dan awal November 2020 sudah masuk musim penghujan. Untuk Jawa Barat, sebagian ada yang di akhir Oktober sebagian lagi di awal November. Suhu sendiri, sekarang kondisi nya sudah masuk penghujan,” ujarnya.
Secara rinci, pola iklim ditambah lagi, untuk Bekasi ada potensi peningkatan curah hujan. Hal itu pun akan berdampak pada curah hujan yang tinggi. “Itu mungkin akan terjadi peningkatan curah hujan. Dan memberikan dampak, curah hujan tinggi. Akan lebih banyak dari biasanya,” tukasnya.
Dilain tempat, Pengamat Kebijakan Publik, Didit Susilo meminta Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi mesti siaga sejak jauh hari. Berkaca pada awal 2020, kata dia, banjir terjadi merata di Bekasi. Sehingga aktivitas warga terkunci. Bahkan, ada banyak kerumunan di lokasi pengungsian.
Menurutnya, penanganan bencana banjir saat pandemi akan lebih sulit dilakukan ketimbang saat kondisi normal. Masyarakat diminta ekstra turut andil dalam penekanan Covid-19 agar tak muncul klaster baru pada saat musim penghujan, terutama saat terjadi bencana banjir dan munculnya klaster pengungsian.
“Karena Bekasi berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan sudah diterapkan Adaptasi Tata Kebiasaan Baru (ATKB) dan Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) Kabupaten Bekasi salah satunya menerapkan jam malam mulai pukul 23. 00 WIB sudah tepat,” katanya. (dan)











