Berita Bekasi Nomor Satu

Dorong Pengajar Tempuh Pendidikan S1

PAUD
ILUSTRASI: Lembaga PAUD SPS As-Syifa di Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Tenaga pengajar lulusan SMA di lembaga PAUD didorong untuk menempuh pendidikan S1.Dewi Wardah Radar Bekasi
PAUD
ILUSTRASI: Lembaga PAUD SPS As-Syifa di Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Tenaga pengajar lulusan SMA di lembaga PAUD didorong untuk menempuh pendidikan S1.Dewi Wardah Radar Bekasi

RADARBEKASI.ID – Tenaga pengajar lulusan SMA di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) didorong untuk menempuh pendidikan Strata Satu (S1). Dengan pendidikan yang tinggi diyakini dapat memberikan pembelajaran yang lebih baik bagi peserta didik.

Kepala Seksi Pendidikan PAUD Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Anhar menjelaskan, bahwa di lembaga PAUD terdapat dua pengajar. Yakni, guru PAUD dan guru pendamping.

“Yang SMA (lulusan,red) posisinya sebagai guru pendamping,” jelas Anhar, kepada Radar Bekasi, Kamis (17/9).

Data yang dihimpun Disdik Kota Bekasi, jumlah tenaga pengajar di lembaga PAUD berjumlah 6.319 guru. Sebagian lulusan SMA, sisanya lulusan D1-S1 (lihat grafis).

Berdasarkan Permendikbud No. 137 Tahun 2014, untuk menjadi guru PAUD harus memiliki ijazah Diploma Empat (D-IV) atau S1 dalam bidang PAUD yang diperoleh dari program studi terakreditasi, atau sarjana kependidikan lain yang relevan dan memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu, harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional.

Sedangkan untuk guru pendamping harus memiliki ijazah D-II PGTK dari program studi terakreditasi atau minimal lulusan SMA, tetapi telah memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD. Di samping itu, mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.
Anhar menyampaikan, saat ini tenaga pengajar lulusan SMA memiliki variasi pendidikan lanjutan. Sebab, Disdik terus mendorong agar para lulusan SMA itu dapat menempuh pendidikan S1.

“Sekarang ini macem-macem, ada yang sedang menempuh S1, ada juga yang belum. Tapi kita terus menghimbau agar mereka bisa cepat menempuh pendidikan S1,” ungkapnya.
Lanjut dia, tenaga pengajar lulusan SMA melalui Disdik mendapatkan Pendidikan Tingkat Dasar (Diksar) dan Pendidikan Tingkat Lanjut (Dikjut) setelah mengikuti Diksar. Hal tersebut terus dilakukan secara bertahap.

“Tentu kita melakukan pelatihan dan pendidikan bagi mereka guru lulusan SMA, dan hal itu sifatnya bertahap,” pungkasnya.

Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Kota Bekasi Rusi Pelangi mengatakan, bahwa masih banyak guru pendamping lulusan SMA. Untuk membekali kompetensi mereka, pihaknya memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).

“Masih banyak yang lulusan SMAnya, sehingga yang lulusan S1nya belum menyeluruh. Sementara untuk memenuhi kompetensi mereka, kita melakukan pelatihan atau Diklat berjenjang,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, pelatihan guru secara mendasar lanjut hingga mahir dilakukan agar para guru lulusan SMA memiliki bekal mengajar yang mumpuni bagi siswanya. Ia pun berharap, para guru lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.

“Pelatihan ini memang sangat diperlukan, namun kita harap bagi guru pendamping muda dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1. Karna meskipun dibutuhkan, sesuai dengan peraturan yang ada guru PAUD harus lulusan S1,” katanya.

Rusi menyampaikan, dari jumlah guru PAUD yang ada saat ini, 140 diantarannya berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia berharap, guru lainnya dapat memiliki status yang sama.

“Dari jumlah yang ada, angka 140 itu masih kecil. Makanya kita harapkan lebih banyak guru yang bisa berstatus ASN,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin