RADARBEKASI.ID, BEKASI – Guru SMK Bisnis dan Teknologi (Bistek) Kota Bekasi, Riono, berinovasi. Ia berhasil membuat produk penghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinamai Fourdes for Speed.
Riono menjelaskan, produk ini merupakan cairan berbahan baku minyak atsiri yang kemudian diekstrak menjadi bio-additif. Ini berfungsi menaikkan oktan pada bahan bakar, sehingga menghasilkan pembakaran lebih sempurna.
Produk hasil karya tenaga pendidik ini sudah melewati tahap penelitian selama 24 bulan. “Saya sudah melakukan riset kurang lebih 2 tahun lamanya,” ujarnya, Rabu (23/9).
Sebelum itu, dirinya sempat membuat produk penghemat BBM dengan campuran kapur barus. Namun, hasilnya kurang sempurna seperti yang diharapkan.
“Hasilnya jos, tapi tangki tersebut lama kelamaan menjadi berkarat. Jadi saya buatlah formula baru ini,” imbuhnya.
Fourdes for Speed sudah dilakukan pengujian di laboratorium sekolah. Uji secara formal belum dilakukan lantaran biaya yang cukup besar serta membutuhkan persiapan matang.
“Insya Allah secara bertahap saya akan uji lab secara formal,” ucapnya.
Produk yang dikemas dalam botol ini sudah diluncurkan sejak empat bulan lalu. Botol kemasan 12 mililiter (ml) seharga Rp15 ribu ini dapat digunakan sepeda motor dengan kapasitas bensin 80-100 liter.
Sedangkan kemasan 30 ml seharga Rp30 ribu dapat digunakan mobil dengan kapasitas bensin 200- 300 liter. Hingga saat ini, 1.200 botol sudah berhasil terjual.
“Harga kita buat seekonomis mungkin agar semua masyarakat dapat merasakan produk penghemat BBM ini,” katanya.
Riono mengaku sudah melakukan uji coba perjalanan jarak jauh dari Kota Bekasi ke Jombang. Biasanya penggunaan bensin menghabiskan biaya Rp200 ribu, dengan produk ini hanya Rp50 ribu.
“Kita juga sudah buktikan dalam perjalan jauh dan alhamdulillah sudah merasakan manfaat penghemat bahan bakar ini,” tukasnya.
Inovasi itu membuat Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tertarik. Kemarin, orang nomor dua di Kota Bekasi mengunjungi dan melihat produk penghemat BBM tersebut.
Dalam kesempatan itu, dirinya berpesan agar produk tersebut dapat dilakukan uji lab resmi terlebih dahulu sebelum dapat dipasarkan. “Saya melihat jika produk tersebut teruji baik, maka hal tersebut bisa berpotensi melahirkan UMKM baru di Kota Bekasi, dengan begitu dapat menciptakan lapangan kerja baru di Kota Bekasi,” ujar Tri.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan, meski di tengah pandemi masyarakat dapat terus produktif dengan tidak lupa mematuhi protokol kesehatan sehingga terus melahirkan ide-ide kreatif. “Produk seperti demikian memang sudah ada dipasaran, akan tetapi warga Bekasi bisa berbangga diri jika produk serupa merupakan hasil karya warga Kota Bekas,” pungkasnya. (dew)