Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada ‘Penumpang Gelap’

Demo
ILUSTRASI : Sejumlah buruh melakukan aksi tolak Omnibus Law di depan Kantor DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, Selasa (6/10).RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
Demo
ILUSTRASI : Sejumlah buruh melakukan aksi tolak Omnibus Law di depan Kantor DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, Selasa (6/10).RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi unjuk rasa yang dilakukan buruh terkait dengan Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) berpotensi disusupi ‘penumpang gelap’. Baik dari pihak yang pro pemerintah maupun yang kontra. Demikian hal tersebut disampaikan Pengamat Politik dari Unisma Bekasi, Adi Susila.

“Betul sekali (harus waspada dengan penumpang gelap),” katanya kepada Radar Bekasi, Rabu (7/10).

“Potensi itu ada (penumpang gelap). Oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, baik yang pro maupun kontra pemerintah,” sambung Adi.

Dia mejelaskan, isu dalam unjuk rasa yang terjadi selama beberapa waktu kebelakang cukup sensitif. “Menurut saya semua pihak harus menahan diri, ini isu sensitif. Jangan terprovokasi,” ujar Adi.

Terpisah, Bidang Aksi dan Hubungan Antar Lembaga FSPMI sekaligus Koordinator Aliansi Buruh Kota Bekasi, Masrul memastikan, tidak ada penumpang gelap dalam aksi yang dilakukan pihaknya.

Jika terdapat masyarakat yang ikut melakukan unjuk rasa, menurut dia, hal itu merupakan hal yang wajar. Karena, kata dia, dalam peraturan tersebut terdapat sekitar 70 undang-undang yang disatukan.

“Kita menyadari peraturan ini kan ada sekitar 70 lebih undang-undang disadur menjadi satu, banyak kepentingan masyarakat yang juga kesenggol, pasti yang lain juga teriak, agraria dan lain sebagainya,” ujarnya.

Masrul
Masrul

“Penumpang gelap saya rasa nggak lah, nggak sampai segitunya, menurut saya nggak lah. Kita cukup fair di lapangan kok, kita tahu nama teman kita, kita kenal kawan kita kok, saya rasa itu,” sambung Masrul.

Dirinya menambahkan, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya mengoptimalkan fungsi mobil komando. “Komando itu ada di mobil komando, komandonya dari kita, tidak ada komandomya kita serahkan ke yang lain,” katanya.

Jika terdapat orang yang mencurigakan dalam unjuk rasa, pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian yang berada di lokasi.

“Kita kan sudah koordinasi dengan intel-intel, mana orang-orang yang kita curigai sebagai provokator, kita juga akan menangkap mereka,” tandas Masrul.(neo)