Berita Bekasi Nomor Satu

Air Bau dan Berbusa, Warga GCC Geruduk PT TP

GERUDUK KANTOR: Ratusan warga menggeruduk kantor PT Tirta Pertiwi (TP) yang berada di Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (19/10). IST/RADAR BEKASI
GERUDUK KANTOR: Ratusan warga menggeruduk kantor PT Tirta Pertiwi (TP) yang berada di Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (19/10). IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, CIKARANG – Ratusan warga Perumahan Grand Cikarang City (GGC), menggerudug Water Treatment Plant (WTP) milik PT Tirta Pertiwi (TP) yang berada di Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (19/10).

Kedatangan warga ini untuk meminta pihak PT TP bertanggung jawab atas air yang mereka terima berbusa dan mengeluarkan bau tidak sedap dalam beberapa hari belakangan ini. Bahkan akibat air berbusa dan bau tersebut, membuat ikan yang berada di danau WTP mati.

Salah satu warga Blok A Perumahaan GCC, Haksa mengatakan, sebenarnya kondisi ini sudah terjadi dari tiga tahun yang lalu, tapi warga hanya bisa diam. Namun beberapa hari ini, air yang diterima warga kembali berbusa dan bau, seperti tidak ada filter lagi. Hal itu yang membuat warga mendatangi kantor PT TP.

“Kenapa kami marah, karena kami bayar, bukan gratis. Dan apabila kami terlambat membayar tagihan, langsung dikenakan denda,” sesal Haksa saat menggeruduk kantor PT TP.

Ia juga menyampaikan, pada saat awal masang air dari PT TP, warga dikenakan biaya sebesar Rp2 juta. Kemudian apabila pembayaran telat dikenakan denda Rp6 ribu. Bahkan denda ini terus berlipat di bulan selanjutnya.

Haksa meminta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, harus tahu apa yang terjadi, jangan hanya diam. Sebab, warga sedang dizolimi terkait air bersih.

“Kami hanya minta air bersih, tidak usah pakai macem-macem. Kalau sekarang ikan saja mati karena air tersebut, apa lagi manusia. Pemerintah jangan hanya diam warganya dizolimi,” imbuhnya.

Haksa juga meminta, agar PT TP segera memberikan kepastian, sanggup apa tidak memberikan air bersih ke warga. “Kalau memang WTP sanggup, silahkan kerjakan, tapi kalau WTP tidak sanggup, bilang tidak sanggup. Masih banyak solusi yang lain,” desaknya.

Sementara itu, Penanggung Jawab WTP GCC Tirta Pertiwi, Nurdin menuturkan, untuk penyebab air berbusa dan bau, kembali lagi ke hulu. Artinya, air baku yang disalurkan dari pintu air tujuh (Lemah Abang) sangat hitam dan berbau. Sehingga saat masuk ke danau WTP, air jadi hitam dan berbau.

“Yang jelas ada zat kimia yang masuk ke danau WTP, sehingga menyebabkan air menjadi terkontaminasi, hitam dan bau,” kilahnya.

Menurut Nurdin, kondisi seperti ini memang sudah lama terjadi. Namun untuk sekarang ini paling parah. Dimana air baku yang sudah diolah, tetap meninggalkan aroma yang tidak sedap. Pihaknya pun tidak memungkiri, air danau tercemar limbah sehingga ikan-ikan mati dan menimbulkan bau busuk.

“Rencananya, kami akan menghentikan aliran air ke pelanggan. Kemudian, air yang ada di danau akan dikuras, termasuk akan memanggil pihak PJT untuk mempertanyakan apa penyebab hal itu bisa terjadi,” beber Nurdin.

Kata Nurdin, pihak PJT tidak bisa memungkiri jika air suplay yang masuk ke WTP sangat buruk. (pra)