Berita Bekasi Nomor Satu

Bantuan Kuota Internet Dinilai Tak Efektif

SMKN-1-Kota-Bekasi
ILUSTRASI: Siswa SMKN 1 Kota Bekasi mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring dari rumah. MKKS SMK Kabupaten Bekasi menilai bantuan kuota data internet tak efektif.Dewi Wardah/Radar Bekasi
SMKN-1-Kota-Bekasi
ILUSTRASI: Siswa SMKN 1 Kota Bekasi mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring dari rumah. MKKS SMK Kabupaten Bekasi menilai bantuan kuota data internet tak efektif.Dewi Wardah/Radar Bekasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Bekasi menilai bantuan kuota data internet tak efektif. Selain banyaknya peserta didik yang mengeluh karena tidak bisa menggunakan lantaran terkendala akses jaringan dan proses validasi yang lambat, juga materi praktikum disampaikan secara offline.

Ketua MKKS SMK Kabupaten Bekasi Nopriandi mengatakan, bantuan kuota data internet tak efektif. Salah satunya karena adanya banyak keluhan dari peserta didik di sejumlah sekolah tak bisa menggunakan kuota data internet tersebut lantaran terkendala dengan akses jaringan.

“Hal-hal di lapangan banyak siswa mengeluhkan tidak dapat digunakan kuotanya, apalagi di daerah yang jaringan providernya terbatas,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Selasa (20/10).

Berdasarkan data yang dihimpun MKKS SMK Kabupaten Bekasi, terdapat 186 SMK negeri dan swasta yang tersebar di 23 kecamatan setempat. Rinciannya, 15 SMK negeri dan 171 SMK swasta, dengan jumlah siswa sebanyak 51 ribu.

Nopriandi menyebut, kendala akses jaringan hampir terjadi di sebagian wilayah. “Hampir seluruh SMK laporan seperti itu, siswa mengeluh tidak bisa menggunakan kuota tersebut untuk belajar,” ujarnya.

Selain itu, bantuan kuota data internet tak efektif lantaran proses validasi yang lambat. Sehingga banyak peserta didik yang belum menerima bantuan tersebut.

“Proses validasinya juga lambat, contohnya di sekolah saya. Jumlah siswa ada 1.400, yang sudah lolos proses validasi baru 400. Jadi menurut saya memang kurang efektif,” cetusnya.

Dikatakannya, pada akhir semester ganjil SMK lebih banyak memberikan materi praktikum kepada peserta didik melalui offline. Dengan demikian, kuota data internet tak digunakan.

“Diakhir-akhir semester ganjil ini lebih banyak materi tentang praktikum sehingga sulit dilaksanakan dengan daring. Jadi penggunaan kuota juga tidak terlalu efektif,” tukasnya. (dew)