RADARBEKASI.ID, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk 6 orang untuk mengisi posisi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya adalah Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau lebih dikenal Gus Yaqut, yang dipilih sebagai Menteri Agama (Menag).
Dalam rekam jejaknya, Gus Yaqut dikenal memiliki hubungan tidak harmonis dengan kelompok organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI). Salah satunya adalah terkait kasus pembakaran bendera berkalimat Tauhid yang sebenarnya adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Atas hal tersebut, Pengamat Teroris Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib mengatakan, ini lah kesempatan memperbaiki hubungan itu. Sebab, seperti diketahui ada ketegangan yang menyelimuti kedua belah pihak.
“Justru kalau kemudian sekarang jadi Menag, ini kesempatan untuk Gus Yaqut untuk merangkul semua kalangan, ini kan jadi menteri dan berarti dia harus berada di semua kalangan,” terang dia, Selasa (22/12/2020).
Bukan hanya FPI saja, kata dia ormas Islam dan non-Islam juga perlu diajak berdiskusi tentang kebangsaan. Di mana salah satunya adalah terkait dengan meredam aksi terorisme.
“Jadi tinggal dipanggil saja ormas-ormas itu, ini lah kekurangan menteri yang lama, dia ngga jalan komunikasinya, ajak silaturahmi kemudian sama-sama bicara tentang kebangsaan dan Indonesia,” tambahnya.
“Jadi dengan posisi Menag kan aksesnya lebih luas, kalau dia Ansor ngga bisa manggil orang. Kalau Menag kan dia bisa ngundang ormas, baik NU Muhammadiyah, FPI, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), Persis (Persatuan Islam), kan banyak banget ormas-ormas di Indonesia,” sambungnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, hari ini, Selasa (22/12) di Istana Negara menunjuk Yaqut Cholil Qoumas Menag yang baru. ’’Yang keempat Pak Yaqut Cholol Qoumas beliau adalah tokoh muslim Ketua GP Ashor dan akan kita berikan tanggung jawab sebagai Menteri Agama,’’ terang dia. (jpg)