RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak pandemi Covid-19 turut dirasakan oleh Ali Chamis (50), pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Al-Kandara. Namun tak sampai ‘gulung tikar’, usaha di bidang makanan dan minumannya itu tetap mampu bertahan hingga kini.
Sejumlah bumbu instan kemasan khas masakan Timur Tengah terlihat dari pintu masuk rumah yang dijadikan toko Al-Kandara di Jalan Raya Jatikramat No 281 RT 005/RW 017 Kelurahan Jatikramat Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi, Senin (11/1). Beberapa pekerja nampak mengemas bumbu instan kemasan tersebut.
Kepada Radar Bekasi, Ali Chamis mengaku, memulai usaha itu sejak 2013 lalu. Sebelumnya, pria berjenggot ini menggeluti binis layanan pemesanan makanan atau katering.
Al-Kandara memiliki delapan macam varian. Antara lain, Biryani Rice, Kebuli Rice, Bukhori Rice, Kabsah Rice, Mandhi Rice, dan bumbu instan sayur Marak.
Produk usahanya itu dipasarkan secara offline maupun online melalui marketplace. Konsumennya tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari perorangan, rumah makan, sampai pengusaha catering.
Al-Kandara memiliki sebanyak 28 reseller online, dan 9 reseller offline. Pada awal pandemi, usahanya sempat mengalami peningkatan pendapatan secara signifikan selama beberapa bulan sebelum Ramadan sampai memasuki Idul Adha 2020. Namun setelah itu, omset usahanya menurun drastis.
“Dari sebelum puasa sampai lebaran haji itu naik 300 persen, setelah lebaran haji masuk Agustus sampai September itu merosot,” ungkap Ali-begitu ia disapa.
Setelah September 2020 penjualannya meredup, situasi bisnisnya mulai kembali merangkak naik hingga akhir tahun. Peningkatan penjualan selama pandemi bukan pada konsumen rumah makan dan pengusaha katering, melainkan perorangan.
“Justru itu yang merosot (konsumen rumah makan dan pengusaha katering,Red), yang naik itu (konsumen,Red) orang yang buka pesanan, jadi itu yang tumbuh sekarang,” ungkap pria yang pernah bekerja sebagai waiters dan juru masak di salah satu restoran di Jeddah, Arab Saudi.
Hal itu terjadi lantaran adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan pemerintah sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 itu mengharuskan masyarakat berada di rumah. Oleh karenanya, belanja secara daring menjadi pilihan.
Dalam situasi ini, bukan hanya dirinya yang merasakan keuntungan tersebut. Tetapi juga pelaku UMKM pada kluster lain yang melakukan penjualan secara daring.
Pandemi sejak Maret 2020 lalu ini belum diketahui kapan pastinya akan berakhir. Oleh karena itu, sejumlah strategi disiapkan Ali agar usahanya tetap berjalan.
Cara Ali bertahan adalah dengan tetap mempertahankan reseller yang sudah ada serta tidak melakukan pemasaran produk secara besar-besaran pada marketplace. Selain itu, menyesuaikan jumlah produksi.
“Paling saya produksi sekarang 400 pcs, tergantung produk mana yang kosong,” tukasnya. (sur)