RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah pemuda Kampung Gempol Ragas mendirikan Kampung Baca di wilayah sekitar. Dari tempat itu, mereka memberikan bimbingan belajar secara gratis untuk anak-anak usia sekolah.
Pendirian Kampung Baca merupakan inisiatif pemuda. Mereka merasa miris melihat anak-anak kurang mendapatkan materi pelajaran karena proses pembelajaran akibat pandemi Covid-19 harus dilakukan secara jarak jauh guna mencegah penyebaran virus Corona.
Bimbingan belajar mulai diberikan pada Juni 2020 kepada anak-anak lingkungan sekitar yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Kegiatan pembelajaran dilakukan di musala Nurul Khoir Kampung Gempol Ragas Rt 001 Rw 010 Desa Sukamekar Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi.
Pada awalnya, bimbingan belajar hanya diikuti oleh tiga anak. Berkat sosialiasi yang dilakukan oleh para pemuda kepada orangtua, jumlah anak yang belajar terus bertambah.
Saat ini, terdapat sekitar 46 anak yang belajar. Salah satu pemuda yang memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak itu ialah Mochamad Devghan Komarulloh. Ia mengungkapkan, inisiatif didirikannya Kampung Baca karena merasa miris lantaran anak-anak dirasa kurang mendapatkan materi belajar selama pandemi.
“Kami melihat anak-anak tingkat belajarnya berkurang. Jadi kami mempunyai ide untuk mendirikan Kampung Baca, kegiatannya mulai 6 Juni 2020,” ujar pria yang berprofesi sebagai guru sekolah tersebut.
Kegiatan belajar yang melibatkan 17 pemuda sebagai pengajar dilakukan pada Sabtu dan Minggu. Sebabnya, pada Senin-Jumat mereka harus bekerja maupun kuliah.
Terdapat tiga mata pelajaran yang diberikan oleh para anak-anak tersebut. Yakni, Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak-anak.
“Untuk pelajarannya memakai metode kita sendiri, tidak sesuai tingkatan kelas, karena masih banyak yang belum bisa membaca. Jadi sesuai kemampuan,” ungkapnya.
Lewat bimbingan belajar tanpa pungutan biaya alias gratis ini, mereka berharap anak-anak tempat tinggalnya bisa tetap belajar dengan maksimal. “Kami hanya ingin anak-anak tidak lupa tugasnya untuk belajar. Setidaknya dengan kegiatan ini, anak-anak bisa menangkap bimbingan yang kami berikan,” ucapnya.
Bagi Mochamad, menjadi relawan pendidikan memberikan kepuasan tersendiri. Ini juga menjadi bekalnya di akhirat nanti. “Semangat menjadi relawan belajar seperti sekarang ini, layaknya embun dipasang pasir. Hal yang jarang tapi sekalinya ada menyejukkan. Jadi bukan sekedar mencari dunia, tapi mencari bekal untuk akhirat,” tuturnya. (pra)