RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi belum ada tanda-tanda mereda, bahkan terus meningkat. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bekasi menyebut temuan kasus ini dilatarbelakangi testing dan tracing yang selama ini masih berlangsung.
Akibat, ruangan Intensive Care Unit (ICU) di seluruh Rumah Sakit (RS) di Kota Bekasi sudah terisi penuh, bahkan antrian sampai di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Ruang isolasi perawatan pasien Covid-19 di seluruh RS di Kota Bekasi saat ini terisi 92,96 persen, sementara ruang isolasi ICU terisi 100 persen. “Tempat tidur Isolasi yang terisi 1.492 tempat tidur, tempat tidur isolasi yang kosong 113 tempat tidur. ICU isolasi ada 85 tempat tidur, ICU isolasi yang kosong nol tempat tidur,” terang Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Rina Octavia, Senin (18/1).
Sementara di RS Darurat Stadion Patriot Candrabhaga, total pasien yang tengah menjalani isolasi saat ini 54 orang, penambahan sebanyak 65 tempat tidur mulai digunakan. Pihaknya tengah berusaha untuk menambah ruang ICU isolasi bagi pasien Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D Jatisampurna dan Bantargebang.
Dari dua RSUD tipe D milik Pemerintah Kota Bekasi tersebut, ruang ICU RSUD tipe D Jatisampurna dipastikan mulai beroperasi dan siap menerima pasien hari Rabu (20/1) besok. Serta ruangan High Care Unit (HCU) telah beroperasi dan siap menerima pasien terkonfirmasi Covid-19.”ICU isolasi RSUD tipe D Pondok Gede sudah mulai operasional,” tambahnya.
Tidak hanya Kota Bekasi, Rina mengaku situasi ini juga terjadi di wilayah sekitar. Diantaranya ketersediaan ruang ICU di wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi sudah dalam keadaan penuh.
Data sebaran kasus Covid-19 kemarin, total keseluruhan kasus terkonfirmasi menginjak angka 19.005 kasus. Diantaranya, tercatat telah dinyatakan sembuh sebanyak 17.361 kasus, dalam perawatan 1.317 kasus, dan meninggal dunia sebanyak 327 kasus.
Menanggapi situasi yang tak kunjung henti, bahkan kasus aktif menyentuh 1.317 kasus ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyebut situasi peningkatan terjadi merata di wilayah Kota Bekasi, dan daerah sekitarnya. Pada tingkat keterisian rumah sakit, diakui saat ini mulai dari 80 persen beberapa waktu lalu sudah merupakan sinyal peringatan bagi penanganan pasien Covid-19.
“Persoalannya adalah pada kemampuan kita melacak, kalau sekarang kita dapat 400 sampai 300 (sampel), karena kemampuan alat tes kita cepat,” terangnya.
Sementara operasional RSUD tipe D di wilayah Kecamatan Bekasi Utara diakui meleset dari target yang direncanakan sebelumnya. Kendala pengoperasian RSUD tipe D ini pada penganggaran peralatan dan perlengkapan kesehatan, ditarget selesai secepatnya.”Tapi penganggaran nya sudah selesai, tinggal pengadaannya ini harus cepat,” tukasnya.
Dia mengingatkan masyarakat untuk benar mematuhi protokol Kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menjauhi kerumunan (4M). Termasuk semua kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk dibatasi dengan ketat.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho membenarkan situasi keterisian ruangan yang terjadi. Bahkan, antrian terjadi mulai dari ruang UGD.
“Iya, jadi ada kadang ada orang (pasien) keluar sehari, karena di UGD itu sudah pada ngantri, termasuk juga ICU. Kadang keluar satu, dua (pasien), itu langsung diisi sama yang di ruang rawat isolasi biasa, sama yang di UGD,” jelasnya.
Angka kasus aktif relatif tinggi, dari hasil evaluasi di RS swasta dipicu oleh cluster keluarga, anggota keluarga tertular dari salah satu anggota keluarga lainnya yang terkonfirmasi Covid-19. Temuan kasus baru atau warga yang terkonfirmasi akan datang ke rumah sakit, ke ruang UGD untuk mendapatkan penanganan maupun nasihat yang harus dilakukan selama menjalani isolasi mandiri, termasuk obat dan vitamin yang harus dikonsumsi.
Saat ini, pihak RS tengah melakukan pengaturan khusus pada alur keluar masuk pasien di UGD. Pasalnya, di ruangan ini ditempati oleh pasien Covid-19 dan non Covid-19. Situasi ini sedikit banyak telah mengganggu alur pelayanan pasien non Covid-19 di ruang UGD.
“Jadi ada UGD rumah sakit itu yang sudah penuh, bahkan sekarang pasien biasa yang mau periksa di UGD itu jadi terhambat,” tambahnya.
Untuk penambahan ruang ICU ini, pihaknya mengaku kesulitan pada sisi Tenaga Kesehatan (Nakes). Paling dekat, yang bisa direalisasikan dengan cepat adalah penambahan ruang isolasi perawatan pasien Covid-19.
Untuk penambahan pasien ini, ARSSI telah berunding dengan Dinkes Kota Bekasi dan berkomitmen menambah kapasitas ruang rawat isolasi pasien Covid-19 di masing-masing RS. Hal ini disanggupi oleh seluruh direktur RS Swasta di Kota Bekasi.
Dibalik membludaknya pasien ini, ia mengaku hal positif dibelakangnya adalah kesadaran masyarakat untuk terbuka saat datang ke RS atau Faailitas Kesehatan (Faskes) lain. Hal ini tentunya dapat meminimalisir penyebaran Covid-19, segera mendapatkan bantuan penanganan dan langkah yang harus dilakukan jika dimungkinkan untuk isolasi mandiri.
“Itu sudah mulai dilakukan oleh masyarakat sekarang, karena mereka sadar betul, kalau mereka tidak jujur, mereka akan sulit mendapatkan tempat perawatan,” tukasnya. (sur)











