RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bekasi menjadi salah satu dari empat kantor PMI di wilayah Provinsi Jawa Barat yang telah melayani donor Plasma Konvalesen (PK). Sejak melayani empat bulan yang lalu, pendonor PK masih minim. PMI berharap penyintas Covid-19 untuk rela mendonorkan plasmanya guna memenuhi antrian yang membutuhkan, baik keluarga pasien maupun puluhan Rumah Sakit (RS) di Kabupaten Bekasi dan daerah sekitar.
Kantor PMI Kabupaten Bekasi telah melayani donor PK sejak bulan Oktober tahun lalu, total hingga saat ini sudah 137 kantong PK dikeluarkan kepada pembutuh. Belum semua kantor PMI di Provinsi Jawa Barat maupun Indonesia melayani donor, di Jawa Barat hanya Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bogor, dan kabupaten Bekasi.
“Oktober sampai sekarang itu 137 kantong plasma Konvalesen sudah kita keluarkan,” ungkap Plt Ketua PMI Kabupaten Bekasi, Akhmad Kosasih kepada Radar Bekasi, Selasa (26/1).
Jumlah ini diakui masih tergolong sedikit, bahkan belum mencukupi jika harus dibandingkan dengan pasien Covid-19 yang membutuhkan transfusi plasma. Tidak semua pendonor yang berhasil didapatkan dan bersedia bisa dengan mulus mendonorkan PK, tidak sedikit yang harus mengurungkan niat lantaran tidak lolos skrining medis yang ketat.
Kosasih menjelaskan untuk mendapatkan plasma, harus secara suka rela pendonor bersedia mendonorkan plasmanya. Dicontohkan, dari total 20 orang yang bersedia untuk mendonor, hanya tiga sampai empat orang saja yang berhasil lolos skrining medis.
Singkatnya, bahwa pendonor harus memenuhi beberapa kriteria. Diantaranya, pernah menderita Covid-19 dan telah dinyatakan sembuh dengan bukti hasil laboratorium, dinyatakan negatif maksimal dua bulan saat dilakukan skrining medis, dan beberapa kriteria lain termasuk diprioritaskan bagi pendonor dengan jenis kelamin laki-laki.
Tidak ada stok persediaan plasma yang bisa disimpan di kantor PMI Kabupaten Bekasi, beberapa saat setelah plasma ada, segera dijemput oleh pembutuh. Untuk itu pihaknya meminta kepada penyintas Covid-19 dengan kriteria pendonor untuk suka rela mendonorkan plasmanya bagi keselamatan jiwa masyarakat yang lain.
“Kota stok tidak ada, tapi antrian itu kurang lebih kemarin saja sampai 27 RS yang antri. Dari Kabupaten Bekasi dan Kota, jadi sangat banyak antrian,” tambahnya.
Saat ini, diakui PMI Kabupaten Bekasi tidak bisa hanya menunggu pendonor dengan suka rela mendonorkan plasmanya, melainkan harus jemput bola. Salah satu caranya mendatangi dan memberikan penjelasan kepada petinggi perusahaan di wilayah Kabupaten Bekasi untuk mengajak pekerjanya yang telah dinyatakan sembuh mau mendonorkan plasmanya.
Pihaknya juga siap mendatangi komunitas dan perusahaan yang telah bersedia untuk mengambil sampel darah, selanjutnya dilakukan skrining medis di laboratorium PMI Kabupaten Bekasi. Total ada tiga unit alat yang dimiliki oleh kantor PMI Kabupaten Bekasi, belum lama ini telah dilakukan skrining medis terhadap 100 sampel pendonor yang bersedia.
“Kita juga harap-harap cemas, mudah-mudahan ada yang lolos dari skrining medisnya. Karena pasien RS juga antriannya cukup panjang untuk yang membutuhkan,” tukasnya.
Dewasa ini pemerintah bersama dengan PMI menggaungkan donor plasma sebagai salah satu harapan sembuh pasien. Selain itu, harapan untuk menyudahi pandemi dengan vaksinasi masih berjalan di Kota Bekasi.
Vaksin tahap satu di Kota Bekasi ini dilakukan dengan sasaran penerima Tenaga Kesehatan (Nakes), total ada tujuh ribu Nakes yang akan menerima vaksin dengan dua kali dosis.”Sampai tanggal 25 Januari 2021, yang divaksin jumlahnya 4.652,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Dezi Syukrawati. (Sur)











