
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi sosial yang dilakukan oleh Santi patut diacungi jempol. Guna membantu anak-anak usia sekolah di sekitarnya belajar, perempuan berusia 21 tahun ini mendirikan “Bocah Bulak Mede (BBM)”.
BBM merupakan suatu perkumpulan rumah baca yang berisikan kreasi anak muda, yang bertujuan untuk mengasah bakat dan kreatifitas. Aktivitasnya tak sekadar membaca buku, tetapi ada beberapa kegiatan lain yang bernilai positif.
Menurut mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bani Saleh Kota Bekasi ini, sharing pembelajaran dilakukan satu minggu sekali.
“Kegiatan rutin setiap minggunya adalah sharing pembelajaran daring, kalo ada adik-adik yang kesulitan untuk memahami materi atau membuat tugas kita bisa membantu, biar mereka juga gak penat di rumah terus belajarnya,” kata perempuan berhijab ini.
Selain itu, setiap bulannya BBM ini juga membuat kegiatan membatik untuk pelajar dan masyarakat di lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan agar kearifan budaya lokal masih bisa tetap dipertahankan.
“Setiap bulannya kita ada aktivitas membatik bersama. Untuk saat ini kita masih membuat batik Kota Bekasi dengan meminjam alat dari Komunitas Batik Bekasi (KOMBAS),” jelasnya.
Dengan dibangunnya BBM, warga sekitar memberikan respon yang cukup positif. Pasalnya dengan kegiatan sharing pembelajaran yang diadakan setiap minggunya, anak-anak sangat cukup terbantu untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.
“Alhamdulillah mendapatkan respon positif dari warga di lingkungan tersebut, karena di tengah wabah virus Covid-19 ini mereka yang harus belajar di rumah dan memiliki kesulitan, bisa sharing pembelajaran dengan kami,” katanya.
Kegiatan sosial tersebut sudah berjalan selama kurang lebih empat bulan. Santi berharap anak-anak di lingkungan tersebut dapat menjadi penerus bangsa yang berakhlakul karimah.
“Aku berharap dengan adanya kegiatan ini mereka bisa menjadi generasi penurus bangsa yang berakhlakul karimah dan bisa mengangkat kearifan lokal budaya Indonesia,” ungkapnya. (dew)











